Lihat ke Halaman Asli

H. H. Sunliensyar

TERVERIFIKASI

Kerani Amatiran

Naskah Kuno dari Kerinci Ini Berisi Kisah Nabi Adam dengan Versi Berbeda

Diperbarui: 12 Januari 2022   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruas Pertama Naskah Incung Ini Asan Pulung(IAP) (Sumber: British Library)

Nabi Adam merupakan sosok nabi dan manusia pertama dalam kepercayaan agama Samawi seperti Yahudi, Nasrani, dan Islam. Kisahnya banyak diceritakan di dalam kitab suci baik di dalam al-Kitab maupun di dalam al-Qur'an. 

Di dalam kitab suci tersebut Adam diceritakan diciptakan dari tanah kemudian ditiupkan ruh sehingga menjadi manusia. Kisah Adam berlanjut dengan hadirnya sosok Hawa sebagai istri Adam, hingga diturunkan ke dunia dari surga akibat melanggar larangan Tuhan.

Kisah Adam juga dimuat di dalam kitab-kitab ulama klasik, misalnya di dalam kitab Qishas al-Anbiya karangan Ibnu Katsir dan kitab Tarikh al-Rusul wa al-Muluk karangan at-Thabari. 

Di Nusantara turunan kisah Adam ditulis dalam naskah-naskah lokal misalnya di dalam Naskah Samud Ibnu Salam dan Naskah Ambiya Pegon. Umumnya, naskah berisi kisah Adam ditulis menggunakan turunan aksara Arab seperti aksara Pegon dan Arab-Melayu (Jawi).

Hal menarik dijumpai di Sumatera, yakni kisah Adam justru ditulis dalam naskah lokal beraksara Ulu yakni aksara turunan Sumatera Kuno. Beberapa naskah lokal asal Sumatera yang membahas kisah Adam ditemukan di Bengkulu seperti dalam naskah Ulu Asal Mulo Jibarain Nempo Adam yang dibahas oleh Abas Musofa.

Tidak hanya di Bengkulu, naskah lokal yang berisi kisah Nabi Adam ditemukan pula di Kerinci. Naskah tersebut ditulis menggunakan Surat Incung--aksara lokal Kerinci--kerabat dekat dari aksara Ulu di Bengkulu. Naskah yang dimaksud  diberi nama naskah Ini Asan Pulung (IAP).

Naskah Incung Ini Asan Pulung (IAP) merupakan naskah yang ditulis pada media lima ruas bambu dengan panjang lebih kurang 175 cm.  naskah ini mungkin naskah Incung pada bambu terpanjang yang telah ditemukan. 

Naskah Incung IAP pertama kali ditemukan oleh Petrus Voorhoeve pada tahun 1941. Ia memberi kode naskah tersebut dengan nomor TK 125. Voorhoeve hanya mengerjakan alihaksara tersebut dengan metode diplomatis sehingga hasilnya kurang maksimal. Oleh sebab itu, isi naskah masih belum terungkap secara sempurna. 

Pendataan kedua dilakukan oleh Tim EAP117 dari British Library diketuai oleh Uli Kozok pada tahun 2007. Mereka kemudian menomori kembali naskah tersebut dengan kode EAP117/44/1/6. Hasil digitalisasi yang dilakukan oleh tim tersebut masih dapat diakses melalui situs British Library.

Naskah Incung IAP merupakan pusaka simpanan Depati Anum Muncak Alam dari Dusun Sungai Tutung, Mendapo Kemantan. Saat ini berada di wilayah administratif kec.Air Hangat Timur, Kab. Kerinci. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline