Lihat ke Halaman Asli

H. H. Sunliensyar

TERVERIFIKASI

Kerani Amatiran

Pseudo-Sejarah dan Kaitannya dengan Kemunculan Kerajaan-kerajaan Baru

Diperbarui: 30 Januari 2020   05:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber: history.com

Ketika saya melihat tayangan di TV tentang kemunculan Keraton Agung Sejagat di Jawa Tengah beberapa waktu lalu, sikap saya acuh saja. Saya anggap itu hanyalah lelucon yang dilakukan oleh sekelompok orang. 

Namun belum redam berita mengenai Keraton Agung Sejagat, muncul lagi "kerajaan baru" di Jawa Barat dengan nama Sunda Empire. 

Fenomena kemunculan kerajaan baru, tidak hanya terjadi di Indonesia. Beberapa tahun yang lalu di Malaysia, seorang wanita yang dikenal sebagai bomoh atau dukun mengaku sebagai Ratu dari Kesultanan yang ia beri nama Kesultanan alam Kerinchi Tinggi nan Sakti. 

Ia menjual nama wilayah Kerinci di Sumatra untuk menipu  banyak orang di Malaysia. Bayangkan saja, ia menarik jumlah uang yang cukup besar agar seseorang dapat ditabalkan dan dilekatkan gelar bangsawan kepadanya.

Tentu saja gejala sosial ini membuat saya terheran-heran. Apalagi setelah mendengar curaian dari salah seorang petinggi Sunda Empire di acara ILC. 

Di dalam tayangan itu, saya memang tidak sepenuhnya menangkap inti pembicaraan petinggi Sunda Empire (SE) itu. Namun, tampaknya ia berusaha mengaitkan eksistensi SE dengan berbagai kerajaan Kuno seperti Tarumanegara, dengan Alexander the Great, bahkan dengan peristiwa Perang Dunia.

Saya kemudian menulis tanggapan di postingan facebook pribadi yang berbunyi "Kesultanan Alam Kerinchi Tinggi di Malaysia, Keraton Agung Sejagat, dan Sunda Empire adalah aneka buah yang dihasilkan oleh pohon Pseudo-Sejarah. Saya yakin penggagasnya sangat fanatik akan paham pseudo itu". 

Para penggagas kerajaan baru itu, mendasari kemunculan kerajaan mereka dari narasi sejarah yang tidak lazim dan menyimpang dari pengetahuan umum. 

Anhar Gonggong, seorang sejarawan terkemuka, bahkan mengatakan apa yang dikatakan oleh petinggi Sunda Empire tidak pernah ia temukan selama ia belajar, dan menekuni bidang sejarah.

Maka dari itu, narasi sejarah yang disampaikan oleh mereka hanyalah karangan sendiri serta dibuat untuk tujuan dan kepentingan tertentu. Istilah lainnya adalah pseudosejarah.

Pseudo-sejarah atau sejarah semu adalah sejarah yang dibuat-buat, disusun tanpa menggunakan metode sejarah yang lazim serta tidak berdasarkan pada fakta sejarah yang ada.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline