Lihat ke Halaman Asli

H. H. Sunliensyar

TERVERIFIKASI

Kerani Amatiran

Menikmati Lezatnya Sipasin Goreng, Kuliner Ekstrem dari Kerinci

Diperbarui: 1 Maret 2022   20:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: Sipasin goreng/Dokpri

Jika Anda pernah berjalan-jalan ke Thailand, mungkin anda pernah menjumpai atau bahkan sekadar mencicipi makanan yang tidak lazim dikonsumsi alias makanan ekstrem. 

Berbagai jenis serangga seperti kalajengking, belatung, jangkrik hingga kecoa yang diolah dalam berbagai bentuk kuliner dan dijual secara bebas. Mok Huak misalnya adalah makanan berupa kecebong goreng kering. Jangankan mencicipi, mendengarnya saja sudah membuat kita hilang selera. 

Tak jauh-jauh ke luar negeri, di seputaran pasar Beringharjo Yogyakarta berseliweran pedagang kelelewar bakar. Penggemarnya pun cukup banyak, mereka rela datang jauh-jauh hanya untuk mencoba makan tersebut. 

Kuliner kelelawar bakar ini dibanderol hanya dengan harga 15 ribu rupiah hingga 20 ribu rupiah per porsi. Kuliner serupa juga banyak dijual di Pasar Tomohon, Mando.

Tampaknya, masing-masing daerah di Indonesia memiliki berbagai makanan ekstrem yang khas, termasuk di kampung halaman saya sendiri. Di sini, masyarakat mengonsumsi salah satu serangga yang dinamakan "sipasin". 

Usut punya usut, sipasin ini ternyata adalah nimfa capung yakni bentuk capung saat dalam proses metamorfosis. Sama halnya dengan kecebong atau berudu sebelum menjadi katak.

Tahapan metamorfosis Capung/Sumber: ebiologi.net

Dikutip dari ebiologi.net (lihat di sini), bahwa capung mengalami beberapa tahapan metamorfosis. Dimulai dari stadium telur, stadium nimfa, dan stadium imago (capung dewasa). 

Nimfa capung termasuk hewan yang ganas, pasalnya mereka adalah predator karnivora dan kanibal. Mereka memakan berudu, anak ikan, dan hewan-hewan kecil lainnya. 

Sebelum ke tahap metamorfosis berikutnya, nimfa capung dapat bertahan selama empat minggu hingga empat tahun. Cukup lama bukan?

Kegiatan menangguk ikan yang dilakukan di rawa-rawa oleh orang Kerinci (Dokumentasi pribadi)

Sipasin atau nimfa capung biasanya merupakan tangkapan tak sengaja masyarakat saat menangguk ikan di rawa-rawa atau aliran sungai kecil di areal perladangan. 

Sipasin terjerat oleh jaring bersama ikan, lele, dan udang sungai. Namun, terkadang tangkapan sipasin justru lebih banyak daripada ikan atau udang yang memang ditargetkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline