Lihat ke Halaman Asli

H. H. Sunliensyar

TERVERIFIKASI

Kerani Amatiran

Cabe Suhin, Kimchinya Orang Kerinci

Diperbarui: 10 Oktober 2019   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cabe suhin. Dok. Potret Kerinci

Lobak putih yang difermentasikan dengan berbagai bumbu-bumbu sehingga menghasilkan rasa asam-pedas, biasanya kita kenal dengan sebutan dengan "kimchi". Makanan ini tentu tidak asing bagi penggemar budaya Korea. Dalam drama-drama Korea misalnya, kimchi selalu hadir dalam adegan makan bersama sebagai pendamping makanan utama.

Tradisi pembuatan makanan fermentasi untuk lalapan atau sebagai pendamping menu utama tidak hanya ada di Korea tetapi juga ada di Indonesia, terkhusus di kampung halaman saya Kerinci. Makanan fermentasi ini disebut sebagai "cabe suhin".

Cabe suhin terbuat dari dua bahan utama yakni daun surian yang disebut suhin dalam bahasa Kerinci dan rebung atau tunas bambu yang masih muda. Dua bahan ini kemudian ditumbuk atau digiling secara bersamaan. Setelah halus, adonan bahan ini dimasukkan ke dalam bambu dan difermentasikan sekitar dua hingga tiga hari. 

Daun Surian atau daun Suhin, sebagai bahan utama pembuatan cabe suhin. Dokpri

Bahan yang sudah difermentasikan ini kemudian diolah lebih lanjut dengan cara menggilingnya dengan cabe sesuai dengan selera untuk menghasilkan rasa pedas. 

Bisa juga ditambah dengan bahan lain sebagai penambah rasa misalnya dengan ebi atau udang kecil kering. Selanjutnya, bahan-bahan tersebut digoreng dengan sedikit minyak hingga matang. Barulah, cabe suhin ini dapat dikonsumsi sebagai pendamping menu utama.

Proses penggilingan daun surian dan rebung. Dokpri

Cabe suhin ini menghasilkan aroma dan rasa yang khas. Aroma yang sangat kuat dan khas dihasilkan oleh daun surian. Sementara rasanya yang nikmat bersumber dari olahan rebung dan bumbu-bumbu rahasia yang ditambahkan pemiliknya. Tak luput, rasa asam yang dihasilkan oleh bakteri dan pedas dari cabe ikut menggoyang lidah penikmatnya. Rasa baru yang mungkin hanya ditemukan di Kerinci.

Cabe suhin setelah digoreng. Warna kemerahan dihasilkan oleh cabe merah dan warna hijau dihasilkan oleh cabe hijau. Dokpri

Di samping itu, karena merupakan olahan fermentasi cabe suhin ini dapat bertahan hingga berhari-hari sehingga orang Kerinci biasanya membawa cabe suhin sebagai bekal bila ke ladang yang lokasinya cukup jauh dari permukiman atau dari desa.

Hingga saat ini, olahan mentah cabe suhin masih dijual di pasar-pasar tradisional di Kerinci. Yuk, coba cabe suhin, kimchinya orang Kerinci!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline