Lihat ke Halaman Asli

H. H. Sunliensyar

TERVERIFIKASI

Kerani Amatiran

"Tale Naik Haji", Ungkapan Kesedihan dan Harapan bagi Calon Haji

Diperbarui: 8 Agustus 2019   17:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para Jamaah Haji dari Kerinci pada akhir abad ke-19. Sumber: KITLV-Pictura

"hu Allah batu ji allah he yaho batu digumbak hu allah
"hu Allah batu taletak allah he yaho luwa mangkuto hu Allah
"hu Allah tujuh musim allah he yaho di lamun umbak hu allah
"hu Allah maksud atu allah he yaho ku Mekah jugo''

Terjemahan:

Batu Haji Batu bergombak
Batu terletak di luar Mahkota
Tujuh musim dilamun ombak
Maksud hati ke Mekkah jua

Begitulah bunyi sepenggalan pantun yang disenandungkan sanak keluarga para calon haji yang hendak berangkat ke tanah Suci. Susunan bait penuh makna diselingi senandung zikir ala Sufi di tiap penggal frasanya (lihat video di bawah). Susunan bait ini sambung menyambung bertalian sehingga disebut dengan istilah Tale.

Adapula yang mengatakan asal kata tale ini adalah "tahlil" karena di dalam senandung pantun selalu diselingi dengan pujian terhadap keesaan Allah. Oleh karena dinyanyikan dan ditujukan kepada sanak keluarga yang hendak naik haji makanya disebut pula sebagai Tale Naik Haji.



Tale Naik Haji adalah seni tradisi yang dilakukan oleh orang Kerinci di Jambi. Senandung yang dibunyikan tanpa musik, hanya mengandalkan suara yang dilantunkan sesuai dengan irama khas Kerinci secara bersama-sama.

Tiap-tiap dusun memiliki irama dan cengkok yang berbeda dalam melantunkan tale sesuai dengan tradisi yang diwariskan oleh pendahulu mereka. Alunan suara yang memilukan hati bagi para jamaah haji yang hendak meninggalkan kampung halaman dan sanak keluarganya.

Betapa tidak, bila menilik sejarah dan perjuangan naik haji orang-orang Kerinci di masa lalu sangat berat adanya. Di akhir abad ke-19 M, tercatat telah ada rombongan jamaah Haji asal Kerinci di Mekkah. Rombongan jamaah Haji asal Kerinci ini terpotret pula oleh Snouck Hugronje saat kunjungannya ke sana.

Dalam keterangan potret tersebut dinyataakan bahwa pemandu haji (Syaikh) yang ada di belakang para jamaah haji juga berasal dari negeri yang sama.

Hal ini menunjukkan bahwa di abad ke-19 tersebut telah ada orang-orang Kerinci yang berangkat ke Tanah Suci Mekkah bahkan di antaranya menetap di sana, menuntut ilmu agama dan kemudian berprofesi sebagai pemandu haji bagi kaum sebangsanya.

Orang-orang Kerinci yang hendak berangkat ke Tanah Suci bukanlah orang sembarangan. Mereka adalah orang-orang yang cukup secara finansial, sehat tubuh dan jiwanya, memiliki bekal ilmu agama yang lebih dari kebanyakan orang dan memiliki tekad yang kuat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline