Pada 20 Desember yang lalu, Prabowo Subianto salah seorang kandidat capres 2019, melalui akun instagramnya mengunggah dua foto yang sangat menarik. Dalam unggahan foto pertama, tampak seorang pria yang tengah jalan kaki dengan tulisan "saya ingin bertemu...Bpk Prabowo Subianto, Macan Asia Capres 2019, Jalan kaki dari Tegal-Jateng" di punggungnya. Prabowo-pun menulis caption yang berbunyi "terima kasih kepada Mas Rahman yang berjalan kaki dari Tegal untuk menemui saya".
Sementara itu sehari kemudian, dalam unggahan foto kedua, tampak pria tersebut telah bertemu dengan sosok Prabowo. Ia disambut dengan ramah oleh Prabowo dan dihadiahi sebuah buku yang berjudul "Paradok Indonesia". Prabowo menulis caption di foto ini yang berbunyi, "ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bapak Rahman yang rela berjalan kaki untuk mengantarkan aspirasi rakyat Tegal kepada Prabowo-Sandi".
Sebagaimana yang dilansir oleh Tempo, Pak Rahman (46 tahun) telah berangkat dari Tegal semenjak 2 Juli yang lalu dan akhirnya dapat bertemu Prabowo di Jakarta pada 20 Desember. Kepada Tempo ia mengaku bahwa perjalanan yang ia lakukan sebagai bentuk dukungan kepada capres nomor urut 02 Prabowo untuk pilpres mendatang (lihat di sini).
Lebih lanjut, pria ini mengatakan bahwa warga di kampungnya banyak yang kecewa dengan pemerintahan saat ini. Masyarakat menyoroti masalah perekonomian dan impor beras, "penyesalan petani itu pemerintah sekarang masih besar-besaran impor beras", imbuhnya.
Saat berbicara dengan Prabowo, pak Rahman mengatakan bahwa sama dengan masyarakat kecil di kampungnya, intinya ia ingin perubahan di tahun 2019 mendatang dengan Prabowo sebagai presidennya. Ia menganggap Prabowo sosok yang lebih merakyat dan mampu membawa perubahan yang lebih baik bago bangsa.
Kisah pak Rahman menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Sandi nyatanya juga didukung oleh rakyat kecil. Tidak seperti apa yang digembor-gemborkan oleh para penulis yang kontra Prabowo selama ini. Misalnya, mereka membuat framing bahwa Prabowo hanya didukung oleh kelompok Islam radikal, anti pancasila dan lain sebagainya dengan mengesampingkan fakta bahwa Prabowo juga didukung oleh rakyat kecil.
Bukan netizen Indonesia namanya kalau belum memberi komentar negatif terhadap kisah pak Rahman ini. Di kolom komentar unggahan Prabowo, aris_new menyangsikan pak Rahman, "masa sih cuma dari Tegal ke Jakarta harus menempuh waktu 5 bulan lebih? Di posternya sudah tertempel gambar Prabowo-Uno berserta nomor urutnya. Padahal penunjukan Uno sebagai cawapres Prabowo terjadi di Bulan Agustus dan pengundian nomor urut capres terjadi di bulan September. Mau nipu yang pintar dikitlah", tulis akun tersebut.
Baca Juga: Menagih Kembali Janji Jokowi, Sebuah Refleksi
Memang waktu yang diperlukan seseorang untuk berjalan kaki dari Tegal ke Jakarta sangat relatif. Tergantung orang yang melakukannya. Bisa jadi pak Rahman memerlukan waktu yang lebih lama lagi jika ia menghabiskan waktu di beberapa bulan di kota-kota yang disinggahi. Dan bisa jadi lebih cepat bila pak Rahman melakukan perjalanan tanpa istirahat.
Sementara itu, adanya gambar Prabowo-Sandi disertai nomor urut paslon mungkin saja ditempel dan ditulis oleh pak Rahman lebih kemudian ketika nomor urut capres sudah ditentukan. Kita harus berpikir positif dan menghargai upaya seseorang bukan malah menuduhnya dengan tuduhan palsu.
Pak Rahman sendiri memang memiliki kebiasaan berjalan kaki untuk menemui tokoh-tokoh besar. Kemarin saja, ia pernah bertemu mantan Presiden SBY dengan melakukan hal yang sama.