Tentu kita semua mengenal Pak Probowo Subianto Djojohadikusumo, tokoh politik yang kini maju sebagai kandidat capres untuk pilpres 2019 mendatang bersama pasangannya Sandiaga Uno.
Keluarga Prabowo yang umumnya menggunakan nama belakang Djojohadikusomo, memang telah mewarnai sejarah bangsa Indonesia sejak awal masa kemerdekaan.
Di mulai dari sang kakek Margono Djojohadikusomo yang pernah menjabat Ketua DPA sementara sekaligus pendiri Bank BNI pada masa Soekarno. Sang ayah Soemitro pernah menjabat Menteri Keuangan di masa Soekarno serta Menperindag dan Menristek di era Soeharto. Beliau juga ikut andil dalam pendirian Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia. Kedua pamannya merupakan pahlawan yang ikut terkorban dalam peristiwa Lengkong bersama Daan Mogot. Kini sang anak, Prabowo Subianto mencoba peruntungan untuk maju sebagai capres Indonesia di tahun 2019.
Namun siapa sangka, Ia dan keluarganya tidak hanya berkiprah di bidang politik dan bisnis tetapi juga memiliki kepedulian yang besar terhadap kebudayaan bangsa. Kepedulian mereka terwujud dalam berbagai hal yang kebanyakan tidak diketahui oleh khalayak ramai.
Berikut beberapa sumbangsih keluarga Djojohadikusomo terhadap kebudayaan bangsa:
1. Pembangunan Gedung yang Dihibahkan untuk Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.
Melalui Yayasan Keluarga Hasjim Djojohadikusumo (YKHD), Hasyim adik Prabowo menghibahkan sekitar Rp. 13, 5 miliar untuk membangun gedung perkuliahan baru di Fakultas Ilmu budaya, Universitas Gadjah Mada (lihat di sini). Gedung yang diresmikan pada tahun 2009 itu terdiri dari lima lantai disertai dengan lift.
Gedung tersebut diberi nama sesuai nama Sang Kakek R.M Margono Djojohadikusumo berlokasi di sisi Selatan kampus FIB UGM. Kini gedung tersebut digunakan sebagai ruang belajar oleh empat departemen yaitu Departemen Arkeologi, Departemen Antropologi, Departemen Sejarah dan Kesusastraan Jawa.
Selain itu, di lantai paling bawah gedung ini juga terdapat mini museum yang sekaligus digunakan sebagai ruang belajar. Ruang tersebut diberi nama Mandala Majapahit. Di dalamnya tersimpan koleksi celengan, wadah tembikar, serta beberapa potret dari hasil penelitian Departemen arkeologi FIB UGM di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
Museum Mandala Majapahit ini diresmikan oleh Hasjim Djojohadikusumo pada tahun 2014 yang lalu. Diharapkan Mandala Majapahit menjadi pusat penelitian dan pengembangan situs Trowulan di Mojokerto yang merupakan salah situs terbesar peninggalan era Majapahit.
Kepedulian Hasjim tak hanya menyangkut tentang pembangunan kebudayaan melalui pendidikan. Tetapi ia juga gemar mengoleksi barang-barang kuno yang berasal dari Indonesia namun telah berada di luar Negeri.