Lihat ke Halaman Asli

H. H. Sunliensyar

TERVERIFIKASI

Kerani Amatiran

Lukisan Prasejarah "Baru" Ditemukan di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur

Diperbarui: 28 Juli 2018   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lukisan Manusia yang ditemukan di Situs Nali, Lembata, NTT (Sumber: O'Connor, 2018:80)

Lukisan prasejarah atau sering pula disebut dengan gambar cadas (rock art) merupakan salah satu objek kajian menarik dalam bidang arkeologi guna mengungkap kehidupan manusia di masa lampau.\

Melalui penelitian lukisan cadas, aktivitas, ideologi bahkan kehidupan religi mereka dapat diketahui dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan.

Keberadaan lukisan prasejarah menjadi bukti bahwa manusia lampau telah mengenal seni dan menandai eksistensi mereka di suatu tempat. Lukisan Prasejarah umumnya ditemukan di dalam gua, tebing batu hingga ceruk batu yang strategis untuk dihuni oleh manusia.  Diperkirakan manusia telah mulai membuat gambar-gambar di dinding gua  yang mereka tempati sejak 40.ooo tahun yang lalu.

Lukisan prasejarah ditemukan di berbagai belahan dunia  seperti Afrika, Amerika, Eropa, Asia hingga Australia. Salah satu lukisan prasejarah terkenal adalah lukisan pada Gua Altamira di Spanyol, bahkan sejarah penemuan gua ini dibuatkan filmnya yang berjudul "Finding Altamira (2016)".

Di Indonesia, sebaran lukisan gua prasejarah ditemukan di wilayah Sulawesi, Kalimantan, Maluku hingga Papua. Lukisan-lukisan tersebut umumnya adalah gambar cap tangan, hewan, perahu hingga antropomorfik.

Baru-baru ini tim penelitian yang dipimpin oleh Prof. Sue O'connor dari  The Australia National University bekerja sama dengan Departemen Arkeologi Universitas Gadjah Mada dan instansi setempat menemukan data baru mengenai lukisan prasejarah di Indonesia. Lukisan tersebut ditemukan di Pulau Lembata, sebelah Barat Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Lukisan tersebut ditemukan di dua tempat yaitu situs Nali dan situs Tene Koro. 

Lokasi penelitian O'Connor dkk. (Sumber: O'Connor dkk., 2018: 79)

Menurut O'Connor dkk., lukisan yang ditemukan di situs Nali berupa figur antropomorfik manusia berjenis kelamin laki-laki yang sedang berdiri, panjang lukisan tersebut sekitar 60 cm dan lebar 42 cm (O'Connor dkk, 2018: 80).  Di situs Tene Koro,terdapat lukisan gambar perahu yang digambarkan memiliki satu buah tiang dan seorang pendayung (O'Connor dkk, 2018:81). Ke dua lukisan ini digambarkan dengan warna putih/putih kekuning-kunigan.

Lebih lanjut menurut O'Connor dkk. (2018: 81-83), lukisan prasejarah yang baru ditemukan ini berkaitan dengan masyarakat penutur Austronesia dan diduga dibuat pada akhir milenium sebelum Masehi (SM). Figur antropmorfik yang ditemukan di Situs Nali memiliki persamaan dengan figur manusia pada motif hias Moko yang disimpan sebagai pusaka di Lewohala, 6 km di sebelah Selatan Situs. 

Sedangkan gambar perahu di situs Tene Koro memiliki persamaan dengan lukisan-lukisan prasejarah yang dijumpai di wilayah Timor Leste. Lukisan perahu ini diduga merepresentasikan kapal yang digunakan oleh para leluhur di masa lalu ketika mereka datang dari pulau lain, lukisan kapal menjadi tanda dari tempat awal yang dijejaki oleh para leluhur yang mendirikan kampung-kampung di Pulau Lembata, tradisi lisan setempat menyebutkan para leluhur mereka datang dari Pulau Alor. 

Lukisan perahu yang ditemukan di situs Tene Koro (Sumber: O'Connor, 2018: 81)

Temuan baru lukisan prasejarah di Pulau Lembata, memperkaya khazanah lukisan cadas yang ditemukan di Indonesia, khususnya lukisan-lukisan cadas dibuat oleh penutur Austronesia. 

Lukisan ini memperkuat bukti adanya teori "Bellwood" tentang migrasi penutur Austronesia di masa lalu hingga jauh ke kepulauan bagian Timur Indonesia. Terlebih penting lagi, agar instansi terkait beserta masyarakat setempat dapat menjaga kelestaarian dari situs-situs ini yang merupakan tinggalan budaya masa lampau. 

Referensi Utama:

O'Connor, Sue et.al.. 2018. Unusual Painted Anthropomorph in Lembata Island Extends Our Understanding of Rock Art Diversity in Indonesia. Rock Art Research Volume 35 (1): 79-84

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline