Lihat ke Halaman Asli

Hafied Amril

berupa titik mengambang di lautan galaksi, berusaha menghiasi saja.

Mungkinkah Meminimalisir Korban dengan Jalan Mediasi dalam Film Outpost (2020)

Diperbarui: 3 Desember 2021   02:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

The Outpost (2020) adalah sebuah film yang bernuansa peperangan dramatis tentara Amerika untuk bertahan hidup dari serangan pemberontak Taliban dalam pertempuran Kamdesh di Afganistan. 

Film ini di sutradarai Rod Lurie. Dalam menit-menit pertama terjadi perbincangan hangat antar tentara Amerika, akan dibawa menuju perkemahan Kamdesh, setelah turun dari Heli para tentara turun untuk mengisi pos-pos yang sudah disediakan. 

Melihat sekeliling perkemahan  dengan posisi bawah dikelilingi bukit menjulang tinggi tentu tidak menguntungkan dan menjadi kesulitan tersendiri bagi pihak tentara Amerika. Serangan kecil pertama terjadi, sebelum serangan besar Taliban sesungguhnya .

 Setelah ditelusuri ternyata dilakukan sekelompok warga sipil yang dikomandoi oleh Tetua Suku. Kapten Benjamin D. Keating mengambil inisiasi melakukan Mediasi dengan membawa Tetua Suku beserta anak buahnya ke dalam gudang untuk dilakukan perbincangan. 

Adanya penerjemah di sini berguna sebagai pihak yang diberi tanggung jawab agar pesan Kapten Benjamin tersampaikan kepada Tetua Suku. Dengan menghilangkan kepentingan Primordial sebagai syarat dalam Rasio Komunikatif, Kapten Benjamin menawarkan kerja sama kepada Tetua Suku untuk membantunya dalam melawan Taliban. 

Dimana Kapten Benjamin memberi tawaran-tawaran menarik berupa pemberian kompensasi dan juga pembangunan infrastruktur dalam kontrak mengikat. Berhasil menghegemoni Tetua Suku dengan memenangkan persetujuan tanpa jalan kekerasan. 

Tetua Suku menyetujui tawaran Kapten Benjamin, maka dari itu Tetua Suku memerintahkan Pengikutnya untuk menurutkan senjata AK-47 dan mengumpulkan menjadi satu untuk diserahkan.

Belum cukup sampai disitu, serangan kecil yang masif dilangsungkan Taliban membuat para tentara Amerika gugur satu persatu dalam pertempuran dan Kapten Benjamin menjadi korban dari salah satu serangan tersebut. 

Ketika Kapten Benjamin berjalan di jembatan saat melintasi sungai, tiba-tiba sebuah ledakan terjadi yang membuatnya tewas. Pusat menepatkan Kapten Gibson untuk menggantikan Kapten Benjamin yang tewas. Kapten Gibson memberi perintah menutup perkemahan Kamdesh bulan juni, tetapi tidak jadi karena permintaan presiden Afganistan yang meminta sampai pemilu berlangsung selesai 6 oktober, sebagai gantinya ada 1000$/perbulan menanti akan diberikan kepada tentara. 

Belum lama memimpin Kapten Gibson dihubungi pusat terkait tugas dan akan dijemput menggunakan Heli. Menyerahkan kepada Kapten Yllescas, di atas kepemimpinannya menyampaikan kepada seluruh prajurit yang ada di perkemahan bahwa misi utama yaitu bertahan hidup dari serangan Taliban. Menghiraukan peringatan Penerjemah, membuat tentara Amerika belum siap sepenuhnya menghadapi Taliban. 

Pertempuran sesungguhnya berlangsung sengit, Taliban berhasil memasuki perkemahan Kamdesh. Dengan sisa-sisa kekuatan dan amunisi. Pasukan Amerika perlahan gugur dalam berupaya mencoba bertahan hidup sambil menunggu bantuan datang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline