Lihat ke Halaman Asli

Hafidz Santri

mahasiswa

Kebijakan untuk Presiden baru dalam Penepatan Janji, dalam menunjukan terciptanya kedaulatan rakyat

Diperbarui: 6 Juli 2024   03:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebijakan untuk Presiden Baru dalam Penepatan Janji

permasalahan

Penetapan janji oleh seorang presiden baru merupakan aspek krusial yang memengaruhi kepercayaan publik dan legitimasi pemerintah. Kebijakan yang efektif dalam penepatan janji dapat meningkatkan kredibilitas kepemimpinan dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan. Jurnal ini bertujuan untuk mengkaji strategi dan kebijakan yang dapat diadopsi oleh presiden baru untuk memastikan penepatan janji-janji kampanye, serta mengevaluasi dampaknya terhadap stabilitas politik dan sosial beserta berlakunya kedaulatan rakyat dalam pemempin sesudah maupun yang akan datang.

pembahasan

Penetapan janji kampanye adalah salah satu cara bagi kandidat presiden untuk menarik dukungan dari pemilih. Namun, realisasi janji-janji ini sering kali menjadi tantangan utama bagi presiden yang terpilih. Kegagalan dalam menepati janji dapat menyebabkan ketidakpuasan publik, protes, dan menurunnya kepercayaan terhadap pemerintah. Oleh karena itu, penting bagi presiden baru untuk memiliki kebijakan dan strategi yang jelas untuk menepati janji-janji tersebut.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data sekunder dari berbagai sumber, termasuk dokumen kebijakan, laporan pemerintah, dan studi kasus dari negara-negara lain. Selain itu, wawancara mendalam dengan pakar politik, akademisi, dan pejabat pemerintah juga dilakukan untuk mendapatkan perspektif yang lebih komprehensif.

Hasil dan Pembahasan

  1. Strategi Penepatan Janji:

    • Prioritasi dan Realisasi Janji: Presiden baru harus menyusun daftar prioritas dari janji-janji kampanye yang paling mendesak dan realistis untuk diwujudkan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Prioritasi ini harus didasarkan pada urgensi masalah, ketersediaan sumber daya, dan potensi dampak sosial-ekonomi.
    • Rencana Aksi dan Timeline: Menetapkan rencana aksi yang jelas dan detail untuk setiap janji kampanye, termasuk penentuan timeline yang realistis dan tanggung jawab dari setiap kementerian atau lembaga terkait. Hal ini membantu memastikan bahwa setiap janji memiliki jalur pelaksanaan yang jelas.
  2. Kebijakan Transparansi dan Akuntabilitas:

    • Pelaporan Berkala: Pemerintah harus menyediakan pelaporan berkala mengenai progres realisasi janji-janji kampanye kepada publik. Ini dapat dilakukan melalui platform digital, konferensi pers, dan laporan tahunan. Transparansi ini penting untuk membangun kepercayaan publik.
    • Partisipasi Publik: Melibatkan masyarakat dalam proses pengawasan dan evaluasi melalui mekanisme partisipatif seperti forum diskusi, jajak pendapat, dan aplikasi pengawasan berbasis teknologi. Ini memungkinkan masyarakat untuk memberikan masukan dan menilai kinerja pemerintah.
  3. Pengelolaan Sumber Daya dan Keuangan:

    • Penganggaran Berbasis Kinerja: Mengadopsi sistem penganggaran berbasis kinerja yang mengalokasikan dana berdasarkan pencapaian target dan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Ini memastikan bahwa sumber daya digunakan secara efisien dan tepat sasaran.
    • Kerjasama dengan Sektor Swasta dan Internasional: Memanfaatkan kerjasama dengan sektor swasta dan organisasi internasional untuk memperoleh dukungan finansial dan teknis dalam mewujudkan janji-janji kampanye. Ini juga dapat mengurangi beban fiskal pemerintah.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline