Lihat ke Halaman Asli

Hafidz kertas

Mahasiswa, manusia yang belum merdeka

Risalah Hujan dan Rindu

Diperbarui: 20 Februari 2020   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hujan baru saja menyapaku
memberi sebongkah rindu dan sepotong senyummu, aku bergegas menerima
aku menikmatinya
perlahan,
sendirian.

pada jendela,
semula aku enggan di hadapannya
kini ia mendengar dari segala gerutuku
;tentangmu.

"ternyata, rindu adalah perpisahan paling nyata," gumamku.

"obat dari segala rindu adalah penyatuan dan kesatuan, bukan pertemuan," terangku.

jendela setia mendengar
sementara hujan semacam kurir pos yang bersedia mengantar pesanan dan kiriman
hujan tidak tahu berapa kekuatan gejolak rindu ataupun seberapa dalam,
hujan hanya tahu menyampaikan salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline