Lihat ke Halaman Asli

Berlatih Menjadi Pemimpin

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14050141981545662950

[caption id="attachment_347180" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi Pemimpin dari www.venspired.com"][/caption]

Posisi apa saja memerlukan pengetahuan dan pelatihan, tidak terkecuali sebagai pemimpin. Tidak akan bisa secara mendadak, seorang menjadi pemimpin, dan apalagi pemimpin yang dipandang hebat. Seorang pemimpin yang diakui kehebatannya memerlukan bekal pengetahuan, pelatihan dan pengalaman. Kadang, latihan itu memerlukan proses panjang dan waktu yang lama.

Dalam dunia kemahasiwaan seringkali dilaksanakan latihan kepemimpinan. Berbagai teori dibahas dalam kegiatan tersebut. Kegiatan pelatihan dipandang sebagai proses pembelajaran menjadi seorang pemimpin. Akan tetapi, ternyata tidak ada jaminan semua yang pelatihan itu, dikemudian hari pasti berhasil menjadi seorang pemimpin, apalagi sebagai pemimpin yang hebat.

Namun sebaliknya, seorang yang tidak pernah aktif dalam kegiatan pelatihan, ternyata berhasil melakukan peran-peran kepemimpinan. Bermodalkan kelebihan yang dimiliki, maka seseorang diikuti banyak oleh banyak orang. Maka kemudian, ia diperlakukan sebagai pemimpinnya. Ucapan dan tindakannya, menjadi kekuatan penggerak atau inspirator bagi orang lain. Maka sebenarnya, pemimpin itu adalah penggerak terhadap orang lain.

Ibarat penggambarannya, seorang pemimpin itu adalah bagaikan sebuah accu. Keberadaannya menjadi sumber kekuatan penggerak. Accu yang memiliki kekuatan besar, maka akan mampu menggerakkan mesin atau lampu yang berukuran besar pula. Oleh karena itu berlatih menjadi pemimpin sebenarnya adalah upaya mengumpulkan kekuatan agar kelak bisa menggerakkan orang lain. Pelatihan kepemimpinan yang tidak memperkaya kekuatan atau kemampuan untuk menggerakkan orang lain, maka tidak akan banyak artinya, sekalipun tetap penting diikuti.

Kekuatan yang dimaksudkan itu adalah ilmu, kecerdasan, keluasan wawasan, dan watak atau karakter yang unggul melebihi dari yang lain. Kekuatan itulah yang diumpakan sebagai accu tersebut. Oleh karena itu, tepat sekali adanya pepatah yang sangat populer yang mengatakan bahwa, “Sekarang seseorang menjadi mahasiswan maka kelak akan menjadi pemimpin di masa depan”. Para mahasiswa sehari-hari berlatih memperkaya diri dengan kemampuan sebagaimana yang telah disebutkan.

Pemimpin tidak cukup hanya berbekalan keberanian, memiliki kemampuan berorasi, dan apalagi hanya mengandalkan tubuh yang tegap. Pemimpin harus memiliki banyak ide, prakarsa, cerdas, memiliki pandangan yang jauh kedepan, jaringan yang luas, dan tentu hati yang lembut. Perilaku kasar apalagi tidak sopan, biasanya tidak laku dijual dan bahkan akan ditinggalkan oleh banyak orang. Pemimpin masa depan adalah orang-orang yang kayak ilmu, berjiwa besar, tahu apa yang sebenarnya dimaui dan cara meraihnya, mengerti berbagai halangan yang akan menghadang dan juga tahu cara mnyelesaikannya.

Oleh karena itu, berlatih menjadi pemimpin sama artinya mengumpulkan kekuatan pada dirinya sendiri. Dengan cara begitu, maka seseorang akan berhasil menjadi semacam accu yang berkekuatan besar. Kekuatan itulah kemudian yang akan digunakan untuk menggerakkan dan mengarahkan orang lain. Akan tetapi, hal yang perlu diingat bahwa, orang lain akan bergerak manakala pernggeraknya bergerak terlebih dahulu. Maka artinya, bahwa berlatih menjadi pemimpin sebenarnya juga harus lewat kemauan memimpin dirinya sendiri. Wallahu a’lam. [Hafidz Shalihin/Jumat, 11 Juli 2014].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline