Lihat ke Halaman Asli

Hadenn

TERVERIFIKASI

Mahasiswa

Makan Siang Bergizi, Mengerjakan Katering Cuan dan Berkelanjutan

Diperbarui: 13 Juni 2024   18:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: makan siang bergizi di sekolah. (Sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Kita semua tahu menjelang pergantian pemerintahan Republik ini, program-program dari pemerintah baru kembali digodok matang, termasuk program sensasional "makan siang bergizi" untuk mengentaskan stunting dan membentuk generasi sehat. 

Selain itu, tak bisa dipungkiri program sensasional ini juga memperoleh sejumlah perhatian dari para ahli, termasuk pakar ekonomi, sebagian menganggap ini sebagai pemborosan anggaran, tetapi sebagian lain mengatakan sebagai salah satu solusi ketahanan pangan.

Terlepas dari semua problem elite, sebagai bagian dari warga biasa, ini merupakan kesempatan tak bisa dibantah di mana kita bisa mengerjakan usaha katering untuk membantu pemerintah melancarkan program makan siang bergizi. 

Meski belum dipastikan, tetapi terdapat kemungkinan besar di mana pemerintah akan mengandalkan swasta untuk mengurus program makan siang bergizi.

Benar, pemberian mandat kepada swasta bisa dinilai lebih efektif, mengingat swasta selalu bisa memberikan kecepatan dan ketepatan di atas lapangan. 

Hal ini sangat berbeda dengan birokrasi, di mana semua hal lebih sering dibuat terlalu lama ketimbang dikerjakan langsung, dan ini terjadi hampir di seluruh dunia. 

Maka dari itu, beberapa negara maju berhasil dalam melancarkan program makan siang bergizi semacam Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Mereka semua melibatkan perusahaan swasta untuk menjalankan program tersebut.

Pendekatan nutrisi

Kita semua tahu penyajian makanan bergizi harus menganut keberagaman. Pendekatan akan tinggi nutrisi harus lebih diutamakan ketimbang komoditi, yang mana bisa dibilang kualitas jauh lebih penting dibandingkan kuantitas.

Keberagaman nutrisi bisa ditemukan melalui komoditas pangan lokal, mulai dari pengganti beras seperti jagung, porang, singkong, dan sorgum. Kemudian, daging bisa ditemukan melalui daging ternak lokal sapi Bali, Madura; kambing dan domba lokal.

Dengan ini pemanfaatan bisa dikerjakan masing-masing daerah, bukan nasional, karena daerah lebih mengerti akan komoditas mereka sendiri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline