Lihat ke Halaman Asli

Hadenn

TERVERIFIKASI

Mahasiswa

Aquinas: Gagasan tentang Tuhan

Diperbarui: 27 April 2024   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Archbishop Fisher: St Thomas Aquinas and Vocations | Cradio 

Bagaimana kita tahu Tuhan ada?

Pertanyaan seperti ini tak bisa dihindari ikut masuk ke dalam keilmuan filosofi dari segi religi, meski kadang sering juga disamakan dengan kajian teologi, yang mana cukup wajar karena kedua keilmuan mengambil Tuhan dan Agama sebagai subjek.

Namun, teologi memulai dengan berasumsi Tuhan sudah ada, lalu mencari tahu Tuhan yang mana yang akan diikuti, atau teologi sering kali mencoba untuk menyelesaikan masalah filosofi yang melonjak dari pertanyaan keberadaan Tuhan.

Atheism bukan sebuah pilihan, ini merupakan pembeda dari keilmuan filsafat dengan teologi. Filsuf tidak mengambil sesuatu sebagai pemberian, termasuk akidah dalam beragama. Semua hal harus berada di sana, dan semua butuh untuk dibicarakan. Tidak ada batas sakral di sini, semua harus diuji, yang berarti mengimani saja tak akan pernah cukup.

Sekilas tentang abad XI, di mana Anselm dari Canterbury berargumen tentang keberadaan tuhan, datang dengan teori deduktif, yang kemudian kita kenal sebagai argumen ontologis. Dan, kalau pada masa itu ada jejaring sosial para filsuf Kristen, tak bisa dipungkiri akan viral si Anselm ini.

Berkontra dengan Anselm

Hampir 200 tahun setelah era Anselm, seorang teologi dan filsuf Thomas Aquinas dari Italia mengambil sikap oposisi terhadap argumen Anselm. Aquinas meyakini keberadaan Tuhan, tetapi sebagai seorang filsuf Aquinas merasa penting untuk menguji sebuah keyakinan dan pengujian yang dilakukan Anselm tidak cukup.

Aquinas perlu untuk datang dengan sesuatu yang lebih baik. 

Dari sini dia menyusun lima argumen untuk membuktikan keberadaan tuhan, sekali dan untuk semua. Empat argumen pertama dikenal sebagai argumen cosmological, di mana mencari pembuktian melalui fakta-fakta penting tentang alam semesta. Di sini kita akan membahas empat argumen ini lebih terang, tak lupa juga memperhatikan kelemahan argumen.

Argumen pertama dari cosmological argument disebut sebagai argumen dari gerakan. Aquinas mengamati (kita) selama ini hidup dalam dunia yang bergerak, juga mengamati setiap gerakan diakibatkan oleh penggerak. Dengan logika ini, berarti harus ada sesuatu yang bergerak untuk pertama kali.

Kalau tidak seperti ini, kita semua akan macet dalam dilema filsafat sebagai kemunduran tanpa batas. Kemunduran tanpa batas bisa terjadi ketika rantai penalaran bergantung dengan keberadaan sesuatu sebelum ini, yang mana akan bergantung juga kepada sesuatu yang lebih jauh lagi, terus seperti ini tanpa titik permulaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline