Pengalaman yang akan dibawa pemain muda ini, dalam dua atau tiga turnamen major ke depan. Saat itu, timnas sudah di level dunia tentunya.
Terlepas dari hasil akhir, kita harus jujur dengan diri kita timnas sudah melakukan semuanya. Berhenti melihat angka, ada terlalu banyak poin positif di sana.
Mulai dari permainan, pengalaman, hingga mental pemain. Semuanya dibentur dan dibentuk dengan luar biasa dalam turnamen piala Asia.
Kita bertemu dengan berbagai lawan yang tak terbantahkan levelnya jauh diatas kita, yang mana tanpa ada turnamen seperti ini, enggan melakukan latih tanding dengan kita.
Menariknya, tim kita bisa bermain dengan baik secara keseluruhan. Sudah tidak terlihat timnas yang kerap kali minder menghadapi tim kuat.
Simpelnya, kita sepenuhnya bangga dengan timnas Garuda dan berikut sedikit dari alasan nya.
Kekeringan akan keberuntungan.
Seperti yang kita tahu timnas merupakan tim dengan rataan usia termuda dalam turnamen, kita tahu juga mereka lebih banyak sialnya dibandingkan dengan beruntung.
Korelasinya, ketika pemain sudah berada dalam usia prime, pengambilan keputusan tentu akan jauh lebih matang berdasarkan semua yang sudah dialami.
Momen di mana keputusan itu diambil dengan baik, tidak melakukan kesalahan. Tentu, pastinya keberuntungan akan mengikuti.
Kesampingkan beberapa nama seperti Jude Bellingham maupun Jamal Musiala, tidak semua pemain harus berada dalam level tertingginya di usia sangat muda.
Ambil saja contoh Mohamed Salah, dia boleh jadi penyerang terbaik saat ini. Meski demikian, tak banyak dari kita tahu kapten timnas Mesir baru bergabung di Liverpool sekitar 25 tahun.