Lihat ke Halaman Asli

Hafidatul Hasanah

Mahasiswa UIN khas Jember

Teori Pembelajaran Kognitivisme dan Bagaimana Implementasinya dalam Pembelajaran

Diperbarui: 30 Mei 2024   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Razina Abdulla : Pinterest

A. Definisi Teori Belajar Kognitivisme

Pengertian “kognitif” berasal dari kata “kognisi” yang artinya persamaan  kata “know” artinya mengetahui. Menurut Muhibbin (dalam Nurhalina) arti luas kognisi/kognisi adalah proses penataan, menggunakan pengetahuan. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada proses belajar dibandingkan pada hasil belajar tersebut.

Baharudin( dalam Nurhalina) menjelaskan teori ini lebih menekankan pada peristiwa internal Belajar, bukanlah hanya melibatkan hubungan antara stimulus dan respons saja seperti dalam teori behavioris; akan tetapi pembelajaran dalam teori kognitivisme meliputi proses berpikir yang kompleks.Dikemukakan oleh Baharuddin dkk ( dalam Nurhalina ) , belajar adalah proses mental aktif dengan tujuan mencapai , mengenal, pengetahuan  kelebihan sistem pembelajaran kognitif adalah proses transfer informasi ke otak.

Menurut Ahmad (dalam Tengku Idris) Istilah kognitif terkenal pada bidang psikologi manusia yaitu yang menyangkut segala bentuk mental yang berkaitan dengan pemahaman, perhatian, pertimbangan, menganalisis suatu informasi, Problem solving, perkiraan, berfikir, dan keyakinan.

Menurut Chaplin ( dalam Tengku Idris) berpendapat bahwa kognitif merupakan proses dalam berfikir, kekuatan menghubungkan, kemampuan untuk menilai dan mempertimbangkanyang berkaitan dengan kemampuanmental dan intelegasi.

Teori kognitivisme ini ada disebabkan adanya ketidak puasan terhadap pembelajaran behaviorisme yang mana siswa pasif dalam proses pembelajaran, akan tetapi tidak sepenuhnya benar bahwa kognitivisme menentang behaviorisme sebaliknya , hal ini lebih mendukung kebutuhan , khususnya yang berkaitan dengan adanya penyakit mental yang dapat menghambat pembelajaran .  Menurut psikologi kognitif kontemporer , pembelajaran meliputi proses mental yang kompleks, seperti memori, perhatian, bahasa, pemahaman konseptual , dan pemecahan masalah .  Mereka memeriksa bagaimana manusia berperilaku dalam memproses sebuah informasi dan membentuk pemahaman dari orang lain, objek, dan pengalaman lain orang lain.  Pada tahap awal kehidupan , Ada proses kognitif yang dipelajari oleh salah satu psikolog yang berafiliasi dengan AS , Edward C. Tollman. Psikolog yang mengkaji proses kognitif dalam kegiatan belajar melalui eksperimen dimana peserta didik mencari jalan melalui labirin ( rangkaian jalan yang saling berhubungan dantidak teratur) .  Ia dapat membuktikan bahwa tikus-tikus dalam percobaannya membentuk “peta kognitif” (peta mental). Tetapi, tidak meningkatkan hasil belajarnya sampai mereka menerima keyakinan untuk menyelesaikan jalan melintasi labirin, serta pembelajaran latent , yang juga dikenal sebagai pembelajaran laten .

Eksperimen Tollman membuktikan bahwa belajar lebih dari sekedar proses penguatan respon melalui penguatan. Ada tiga teori belajar dalam perkembangan yang bertentangan dengan teori kognisi ini, merupakan teori perkembangan kognitif Bruner, teori kognitif Piaget, dan teori Ausubel yang akan saya jelaskan pada subbab berikutnya.

Belajar menurut kognitivisme adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang dengan penekanan pada aspek kognitif. Perubahan tingkah laku disebabkan oleh proses kognitif, yaitu tindakan memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi. Jadi, kognisi merupakan proses aktif yang membangun struktur melalui pengalaman. Teori belajar menurut kognitivisme muncul dari kelemahan teori belajar menurut behaviorisme yang hanya memperhatikan stimulus-respon saja.

Model pembelajaran kognitivisme menyatakan bahwa persepsi dan pemahaman manusia terhadap situasi yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran membentuk perilaku manusia.Kognitif mengungkapkan bahwa bagian - bagian dari suatu situasi tertentu berkaitan erat dengan keseluruhan konteks situasi itu .  Materi pembelajaran yang dipelajari menjadi komponen-komponen kecil atau terpisah pisah dalam satu babnyaakan menjadikan peserta didik lebih sulit untuk memahami pelajaran tersebut.

  • Teori ini menyampaikan bahwa, belajar adalah emosi proses internal yang melibatkan memori, retensi, penggabungan informasi, emosi , dan faktor lainnya .  Pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan kegiatan belajar yang cukup kompleks.
  • Kemampuan individu untuk belaja tanpa campur tangan dari faktor eksternal atau lingkungan sangatlah penting. Bagi ahli kognitif, belajar adalah proses di mana seorang individu berinteraksi dengan lingkungannya, yang terjadi secara terus menerus  merupakan suatu proses yang berfungsi sebagai “ pusat ” yang memandu berbagai aktivitas seperti mengamati lingkungan sekitar, menganalisis berbagai permasalahan, mencari informasi baru , mengenali tanda-tanda, dan lain sebagainya, teori ini juga membahas gagasan tentang belajar hasil interaksi berkelanjutan seseorang dengan lingkungannya melalui proses asimilasi dan investasi .
  •  Teori kognitif ialah pembelajaran individu merupakan hasil interaksi mental dengan lingkungannya sehingga menimbulkan perubahan pengetahuan atau bahkan perilaku . untuk menggunakan contoh yang dibuat - buat saat menjelaskan teori ini karena belum mampu memahami konsep abstrak .

B. Tujuan Belajar Menurut Aliran Belajar Kognitivisme

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline