Beberapa waktu belakangan jika kita mendengar nama Jalan Siliwangi, atau lebih dikenal dengan Jalan Ringroad Barat, mungkin yang terlintas di benak ingatan kita adalah beberapa kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi di ruas jalan ini.
Tentu masih segar teringat oleh kita peristiwa kecelakaan yang terjadi di jalan Ringroad Barat pada awal bulan Agustus tahun lalu yang menewaskan seorang pak ogah (juru penyebrangan jalan) setelah tertabrak mobil Mercedes-Benz E300 yang dikendarai oleh seorang remaja.
Dilansir dari krjogja.com, mobil Mercedes-Bens E300 tersebut melaju dari arah selatan menuju utara dengan kecepatan tinggi, sesampainya di tkp mobil membentur pak ogah yang tengah menyebrangkan mobil truk box Hino. Pengemudi mobil Mercedes-Bens E300 tersebut mengaku kaget tiba-tiba ada mobil yang menyebrang, sedangkan ia mengemudi dalam kecepatan tinggi.
Sedangkan kasus kecelakaan disertai korban jiwa terakhir kali terjadi pada bulan Maret lalu, dimana kecelakaan tersebut menewaskan seorang sopir mobil boks. Dilansir dari Republika Online, diketahui mobil boks tersebut melaju dari arah utara menuju selatan, kemudian roda depan kiri mobil menabrak tahu-tahu (divider) jalan pembatas antara jalur lambat dan jalur cepat sehingga mobil masuk ke jalur lambat dan menabrak gapura. Korban berhasil di evakuasi dalam keadaan meninggal dunia setelah dilakukan proses evakuasi yang berjalan sekitar 50 menit.
Adapun belum lama ini, pemerintah tengah mengkaji wacana penutupan U Turn. Wacana penutupan U Turn ini dicetuskan setelah batalnya wacana penghilangan separator jalan yang setelah dilakukannya ujicoba dan pengkajian oleh ahli, dirasa kurang efisien untuk menanggulangi potensi kecelakaan, wacana penghilangan separator juga mendapatkan respon negatif dari masyarakat. Wacana penghilangan U Turn ini adalah upaya pemerintah untuk menanggulangi tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di ruas jalan ringroad.
Adanya U Turn atau tempat putar balik yang tersebar di beberapa titik ringroad selama ini mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat, yaitu sebagai penghemat jarak dan waktu saat bepergian dari lokasi luar ringroad dengan tujuan lokasi dalam ringroad atau sebaliknya.
Namun juga tidak dapat dipungkiri terdapat risiko kecelakaan saat menyebrang di jalur cepat, baik dari faktor pengendara yang menyebrang kurang perhitungan maupun pengendara yang tengah melaju dengan kecepatan tinggi di jalur cepat tidak melihat adanya kendaraan yang menyebrang.
Penulis berkesempatan untuk mewawancarai masyarakat Mlangi yang bertempat tinggal di sisi barat Ringroad Barat. Menurut SA (44), keberadaan U Turn sangat membantu dirinya ketika harus menyebrang ke sisi dalam ringroad "berhubung rumah saya disini, kalau ditutup sudah pasti tambah repot karena harus muter jauh" tutur SA saat ditemui di kediaman salah satu narasumber (8/6/2024). Menurutnya penyebab utama peristiwa kecelakaan yang rawan terjadi pada malam hari di Ringroad Barat bukan disebabkan oleh adanya U Turn melainkan beberapa titik lokasi ringroad yang gelap sehingga mengganggu jarak pandang pengendara.
Satu pendapat dengan SA di atas, ZA (53) berpendapat bahwa penutupan U Turn atau putarbalikan akan berdampak bagi masyarakat sekitar, terutama bagi warga yang setiap hari berakomodasi dari luar ke dalam ringroad.