Lihat ke Halaman Asli

JFC (Jember Fashion Carnaval) adalah Pusaka Kabupaten Jember

Diperbarui: 17 November 2015   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum membahas JFC lebih jauh, marilah kita sejenak mengenal asal usul kota jember di mana tempat saya di lahirkan dengan penuh kasih sayang oleh kedua orangtua ku. pada zaman dahulu, sejak jawa timur masih banyak hutan belantara di banding dengan populasi manusia yang ada, di mana banyak manusia melakukan migrasi atau perpindahan untuk mendapatkan tempat yang strategis dan layak. Di mana ada dua kelompok yang saling menempati wilayah ini sebelum menjadi jember, kelompok pertama yaitu berasal dari suku Jawa. Jawa timur pedalaman. Seperti Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Bojonegoro, Ponorogo dan sekitarnya. Kelompok migrasi kedua adalah Dari suku Madura. Kedua kelompok tersebut mencari tempat yang lebih baik dari sebelumnya. Keduanya bertemu pada satu titik. Kelompok pertama dari suku Jawa berkata,”Nang kene ae, lemahe sik jembar”. Artinya, disini saja tanahnya masih luas. Kelompok kedua dari suku Madura juga berujar, “Iyeh, neng dinnak beih, tananah gik jembher”. Artinya, Iya disini saja, tanahnya masih luas. Begitulah awal terjadinya akulturasi. Percampuran kebudayaan. Seiring dengan berjalannya waktu, kata kata jembar dan jember berevolusi menjadi seperti yang kita tahu sekarang, JEMBER.

Dimana di kota ini sangat menyimpan banyak potensi yang sangat unik dan menarik, dimana tempat wisata buatan maupun alami yang banyak di antaranya pantai puger, pantai bandealit, pantai watu ulo, pantai pasir putih malikan (papuma), bukit samboja, tiara waterpak jember, waterboom niagara jember, taman botani jember, pemandiaan kebon agung, kawasan puncak rembangan, pemandian patemon, galaxy, air terjun tancak dan situs duplang jember. SDA yang melimpah di antaranya sektor pertanian, perkebunan, peternakan, pariwisata, dan perikanan dan kelautan serta sektor industri di antaranya pabrik gula di semboro dan pabrik semen di puger, selain potensi pariwisata,industri dan SDA. kabupaten jember juga di bilang sebagai kota pendidikan selain surabaya dan malang universitas yang terkenal di jember yaitu : Universitas Jember, Universitas Muhammadiyah Jember, STAIN Jember, POLITEKNIK Negeri Jember, IAIN Jember, Universitas Islam Jember, Universitas Moch. Sroedji, STIE Kosgoro,IKIP PGRI Jember, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Mandala Jember, Sekolah Tinggi Agama Islam Alfalah Assuniyah (Staifas) Kencong, STDI Imam Syafi’i, Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Qodiri (STAIQOD) Gebang, Akademi Kebidanan (Akbid) Bina Husada, STIKES dan AKBID Dr. Soebandi Dan Magistra Utama dan masih banyak yang perguruan tinggi lainnya. dan kebudayaan jember pun masih kental di antaranya jaranan, reog, petik laut, dan selametan, sebenarnya banyak yang ingin saya ceritakan tentang potensi yang di miliki oleh jember dan saya sangat bangga bisa lahir di kabupaten jember ini karena mempunyai masyarakat yang rukun meskipun berbeda kebudayaan dan bahasa sehingga bisa melahirkan kebudayaan-kebudayaan baru yang di sebut akultuasi. Dan meskipun sering di anggap kota rusuh, jelek dan kumuh, karena sebenarnya seseorang tidak tau apa saja rahasia yang terpendam di kabupaten tersebut ada pepatah mengatakan “ jangan melihat buku dari covernya saja tapi lihatlah dan cermatilah juga isinya”.

Setelah saya berbicara panjang lebar tentang potensi dan latar belakang yang di miliki kota jember, sekarang mari kita telusuri tentang ikon pariwisata dan kebudayaan yang sangat mendunia di kota jember yaitu JFC (Jember Fashion Carnaval) berawal sejak 2003, yang di gagas oleh desainer indonesia Dynand Fariz di mana ia sangat termotivasi untuk mengubah anak muda jember saatnya untuk berunjuk gigi di kancah nasional maupun internasional. Dengan ide-ide Dyand Faris sejak tahun 1998, setelah dia kembali dari paris, di mana ia belajar fashion dengan memperoleh beasiswa dia memutuskan untuk membuat studio di jember. Tetapi dalam studio Dyand Faris bukan studio Konvensional, Dalam 'House of Dynand Fariz' bisa belajar gambar teknik, menjahit, make-up, daur ulang, antara keterampilan lainnya. Secara bertahap, hasil dari pakaian yang dipresentasikan di seberang jalan dari rumah. Kemudian, pergi ke alun-alun utama kota. Hari ini, presentasi ini telah menjadi karnaval nyata.

 

The Indonesia hanya, dengan partisipasi 600 orang yang membuat kostum mereka sendiri, berlatih kinerja mereka dan melakukan riasan sendiri, Jember Fashion Carnival merevolusi semangat kota. "Sebelumnya, saya bangga dengan kota saya dan sekarang punya banyak," kata Dynard.

Dari situlah JFC lahir sebagai acara festival tahunan, yang di selelnggarakan setiap tahun dengan tema yang berbeda-beda. Tema Extreem Imagination untuk tahun 2012 yang diusung mengikuti trend, kejadian disekitar ataupun mengambil unsur budaya suatu daerah dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu JFC adalah sebuah karnaval yang dengan peserta sekitar 600 orang berjalan menyusuri jalan sejauh sekitar 4 km. Setiap pesrta juga memiliki inovasi-inovasi unik tersendiri mulai dari desain dan bahan-bahan seperti kaleng-kaleng, pipa,gabus, kabel-kabel, barang elektronik bekas , sampah plastic, sampah dedaunan dan lain-lain. Di Jember Fashion Carnaval para peserta mampu menyulap ragam benda tersebut menjadi lebih bernilai dan menawan.Tidak sampai disitu saja,kehadiran ratusan media nasional serta internasional yang selalu tak ingin kelewatan untuk meliput disetiap tahunnya, turut memadati.

Oleh karena itu saya sangat bangga lahir di kota kecil ini selain banyak bakat-bakat yang terpendam ternyata kota kecil ini sekarang sudah menjadi banyak perhatian publik, karena adanya Jember Fashion Carnival yang setiap tahun di gelar dan banyak di saksikan oleh ribuan penonton entah itu dari pribumi maupun luar negeri, serta di liput oleh 1000 media massa dan pothogarapher nasional maupun internasional di sepanjang trotoar dan alun-alun sepanjang 4 km di jember. JFC juga memiliki JFC marching band yaitu satu"nya marching band di Indonesia dg konsep festival yang selalu mengiringi setiap penampilan JFC dalam bentuk kolosal pada saat roadshow ke berbagai kota. JFC juga pernah roadshow ke inggris,mumbay dan shanghai. JFC juga meraih prestasi international seperti meraih Best National Costume yang diikuti kurang lebih dari 48 negara di Dominica Republic, Korea selatan & Taiwan. Saya Ingin bersama JFC tampil di festival RIO DE JENAIRO BRAZIL karena karnaval RIO DE JENAIRO adalah kiblat karnaval dunia. Dan yang sangat membuat saya dan bangsa indonesia bangga dan bahagia prestasinya yang mendunia siapa sangka, dari sekedar karnaval jalanan dan dengan desain-desain baju dari bahan-bahan bekas, omplong, daun-daunan DLL, bisa menyulap seluruh dunia kagum dengan unsur seni dan estetika yang telah di tunjukan oleh anak-anak jember, di mana Jember Fashion Carnival menduduki peringkat ke empat terbaik di dunia, di bawah Amerika Serikat, Brazil dan jerman. Ini merupakan pencapaian prestasi yang sangat luar biasa. Justru itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah seharusnya bisa memberikan dukungan yang lebih terhadap JFC. setidaknya pemerintah lebih aktif dan menjaga kelestarian budaya dan pariwisata yang ada di indonesia yang kaya raya ini sebelum kebudayaan kita di klaim oleh negara lain. Saya sebagai mahasiswa di sini juga turut prihatin dengan keadaan pemerintah di indonesia ini sebenarnya banyak bakat-bakat, potensi-potensi,SDA dan SDM yang terpendam di negara kita yang kaya raya ini tetapi pemerintah kurang memperhatikan hal-hal tersebut sedangkan pemerintah sekarang lebih mementingkan hal-hal pribadinya ketimbang mememintangkan kesejahteraan umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline