Nama: Lalu Haerul
Universitas Nahdlatul Ulama NTB
Batu bata merah atau cukup kita sebut batu bata adalah bahan bangunan yang umum digunakan dalam pembuatan rumah tinggal ataupun bangunan. Sejarah penggunaan batu bata rupanya sudah berusia ribuan tahun yang lalu Cara pembuatan batu bata merah ini rupanya tidak terlalu mengalami perubahan hingga masa kini,Sejalan dengan perkembagan teknologi, pastinya ada beberapa aplikasi teknologi dalam proses pembuatan batu bata ini. Namun pada prinsipnya, konsep pembuatan batu bata tidak berubah.
prinsip pembuatan batu bata adalah adonan tanah liat yang basah, dipadatkan dan dicetak dengan cetakan kayu. Kemudian diangin-anginkan hingga setengah kering. Setelah setengah kering, batu bata mentah ini kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Setelah kering, barulah kemudian dibakar.
Proses pembakaran batu bata ini memakan waktu yang cukup lama. Api yang digunakan juga api sedang, sehingga proses 'pematangannya' terjadi perlahan-lahan. Proses 'pematangan' ini dapat belangsung selama beberapa hari. Menurut produsen, semakin lama proses pembakaran, semakin 'matang' batu batanya, sehingga kekuatannya pun lebih baik. Batu bata yang lebih kuat ini akan menghasilkan bangunan yang akan bertahan lebih lama.
Berdasarkan hasil penelitian dilakukan di Desa ganjar bahwa pemasaran batu bata di desa tersebut masih menggunakan saluran langsung dimana penjual bertemu langsung dan berkomunikasi langsung lewat media telpon/sms dengan konsumenya atau pelangganya.Sebagian pembeli yang menggunakan media telpon/sms memakai sistem pesan dan sebagian pembeli datang lasung ke tempat pembakaran untuk memuat batu bata yang iya beli.Harga batu bata yang seribu biji di hargai sekitar 400-450 tergantung kualitas batu bata yang di beli dan faktor cuaca
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H