Lihat ke Halaman Asli

haerul said

Membaca dan menulis sudah menjadi candu.

Masih Mau bersama Jokowi karena Unik dan Berintegritas

Diperbarui: 22 Februari 2019   02:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Setiap warga negara berhak menjadi Presiden kan? tapi ada mekanismenya dan pastinya ada syarat. Meskipun semua warga negara bisa ikutan menjadi presiden, tapi hanya orang tertentu saja yang terpilih. Dan tidak harus dari latar belakang militer atau pun bidang lain. Jokowi yang seorang Insyinyur adalah mentan pengusaha mebel. Dan ini beda sekali dengan kehidupan militer. 

Jokowi terpilih dari sekian banyak orang-orang di Indonesia yang mau jadi presiden, itu sudah pasti punya banyak keunggulan. Tidak mungkin tidak, karena jabatan nomor satu ini hanya satu-satunya, maka yang satu itu yang unggul berhak menduduki kursi kepresidenan. 

Dan sudah pasti proses ini panjang. Jokowi jelas memperlihatkan itu. Dari walikota, Gubernur, dan tidak memakan waktu lama, berhasil menjadi Presiden RI. Maka hidup ini adalah proses. Dan sekarang pun, Jokowi belum berhenti, karena baginya Kerja Kerja Dan Kerja adalah bukti nyata daripada harus beretorika yang njelimat. 

Apalagi yang beredar di social media, bahwa Jokowi bacaannya bukanlah buku-buku yang tebal-tebal, baik itu novel fiksi apalagi buku ilmiah atau buku ilmu politik yang memuat berbagai macam teori. Malah Jokowi hanya membaca komik dan nonton film, maka tak heran jika dalam pidatonya di forum International menggambarkan suasana bumi seperti dalam film itu. Aduh..sayangnya saya lupa film apa itu. Tapi intinya. Jokowi belajar dari kisah-kisah dan hal-hal yang sederhana. 

Sebab dulu, sudah banyak oknum penjabat yang bacaannya melimpah tapi tak mampu mengubah Indonesia menjadi lebih baik. Tapi ini bukan berarti, kita yang sudah doyan baca buku-buku bermutu dan tebal-tebal lalu berhenti membacanya. 

Saya kira semua itu apapun bacaan dan tontonan orang, kalau memang mau mengubah Indonesia lebih baik, maka itu akan terjadi. Perlu diingat, bacaan sang Proklamator itu luar biasa. Banyak koleksi beliau. 

Indonesia itu hanya butuh eksekutor, karena pelajaran-pelajaran yang baik itu sudah melimpah. misalnya saja, cara menangani hoax, ini sudah ada rumusannya, tinggal komitmen dan kepeduliaan yang gigih untuk melaksanakannya. Mau tak mau, bangsa ini harus keluar dari zona nyaman, harus berjuang keras menghadapi segala macam tantangan dari informasi sedemikian hebatnya. 

Dan Jokowi mampu membaca arah ke sana. Arah dimana perubahan global benar-benar signifikan. Dan ini insting Jokowi sudah bermain. sepertinya hasil pengamatan dan analisa beliau selama ini. 

Amat banyak keunggulan dan prestasi Jokowi. meskipun itu di kubu sebelah tak mau menerima, namanya kompetisi sudah pasti tak mau menerima keunggulan lawan. 

Namun dalam debat kemarin, beberapa kali Prabowo mengapresiasi kinerja Jokowi. Artinya, Jokowi memang sudah berjalan seperti track nya, tidak ada ugal-ugalan. Tentu saya tidak akan percaya segala macam hoax dan berbagai kampanye negatif. Karena saya mengamati, sebagaimana Jokowi sering mengamati perjalanan politik negeri ini, sehingga beliau mampu mengambil keputusan yang sulit dibaca lawan. Ini suatu keunggulan tersendiri. 

Dan contoh kalau beliau bersih, orang-orang yang masuk dalam koalisinya, kalau memang terlibat dan terbukti korupsi, beliau tidak membelanya, artinya kalau salah ya salah. Dan apalagi Jokowi senang merangkul, bukan membenci, beliau selalu mengedepankan dialog untuk kepentingan bangsa dan negara. Beberapa kali saya amati di pemberitaan, dialog-dialog yang sering diadakan Jokowi, adalah bukti beliau mau mendengar, dan dari itu beliau menganalisa dan membuat keputusan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline