Lihat ke Halaman Asli

Haendy B

Blogger, Football Anthutsias

Menjalankan LRT untuk Budaya Jalan Kaki Masyarakat

Diperbarui: 11 Juni 2019   11:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LRT Jakarta (tribunnews.com)

Moda raya terpadu (MRT) sudah beroperasi, sinergi pemerintah pusat dan daerah untuk menghadirkan kawasan yang sangat loveable bagi masyarakat untuk menggunakan transportasi umum, jembatan penyebrangan orang (jpo) yang kekinian dengan lampu warna-warninya, trotoar yang lebar, semesta mendukung tapi untuk jalur sepeda belum dibuat sendiri walaupun trotoar sudah bisa dilalui untuk sepeda, tapi eloknya jika sepeda memiliki jalur sendiri. Trotoar yang ada pun bisa meningkatkan konektivitas pejalan kaki hingga benar-benar terjaga.

Untuk MRT masalah sepertinya tidak ada, lantas bagaimana untuk LRT mengingat ada 2 proyek LRT, yakni LRT Jakarta yang akan ujicoba ke tiga dan LRT JABOTABEK yang masih dalam pengerjaan.

Untuk standar perbandingan bagaimana MRT Jakarta menghadirkan trotoar selebar 9 meter dimana hal ini membuat masyrakat menjadi ikut menikmati jalan kaki. Tapi bisakah lrt Jakarta maupun Jabodetabek memenuhi lebar trotoar yang menjadi tuntutan pejalan kaki apalagi sampai 9 meter.

Inti dari transportasi publik yang handal dan memadai adalah agar Jalan kaki menjadi budaya. Karena sejatinya jalan kaki adalah olahraga yang murah meriah, jalan kaki selama 30 menit bisa membuat mood jadi lebih baik, Dr Melina B. Jamplis, seorang penulis buku The Docktor on Demand Diet mengatakan, sebuah penelitian menunjukkah bahwa rutin berjalan kaki akan mengubah sistem syaraf. Berjalan selama 30 menit juga dapat menambah kreatifitas, mengurangi lemak dan menjauhkan diabetes, dengan segala hal positif jalan kaki, maka saat ini mau tidak mau pemerintah daerah harus fokus melebarkan trotoar serta jalur sepeda.

Lalu bagimana kondisi trotoar di sekitar LRT Jakarta, sejauh 6 km antara Rawamangun dan Kelapa Gading, kondisi trotoar disekitaran lrt jakarta hanya 2 meter, untuk jalur sepeda pun harus berbagi dengan kendaraan bermotor di jalan raya Setali tiga uang dengan lrt Jabodetabek untuk rute Cawang ke Dukuh Atas menghadapi masalah yang sama yaitu terbatasnya trotoar untuk keleluasaan pengguna transportasi umum. 

Sejauh ini diperlukan keberanian pemerintah daerah untuk mengorbankan pengguna kendaraan bermotor sehingga jalur trotoar menjadi lebih lebar dan menjadi daya dukung transportasi publik di Indonesia. 

Selain itu jalur sepeda yang khusus atau jalur sepeda yang dibuat layang diperlukan agar membuat transportasi dengan sepeda naik kelas dan diminati karena sepeda mendapatkan lajur khusus. Salam transportasi publik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline