Masih ingat Raeni, wisudawati dari fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Negeri Semarang (UNNES), IPK nya tak main-main, 3,96. Raeni menjadi pusat perhatian ketika wisuda ia diantar oleh ayahnya, bukan karena diantar ayahnya Raeni mendapat sorotan luas, baik media lokal di Semarang serta beberapa media nasional, Media tersebut membuat Raeni menjadi berita dihadapan publik karena prestasinya dan riwayat ayahnya, ya, Raeni wisuda dengan diantar ayahnya yang tukang becak. Orang tua Raeni bekerja sebagai tukang becak yang setiap hari mangkal tak jauh dari rumahnya di Kelurahan Langenharjo, Kendal. Pekerjaan ini dijalani Mugiyono setelah ia berhenti sebagai karyawan di pabrik kayu lapis. Sebagai tukang becak, penghasilan Mugiyono tak menentu, antara Rp10 ribu – Rp 50 ribu. Untuk mencukupi kebutuhan Mugiyono juga bekerja sebagai penjaga malam sebuah sekolah dengan gaji Rp450 ribu per bulan. Meski dari keluarga kurang mampu, Raeni berkali-kali membuktikan keunggulan dan prestasinya. Penerima beasiswa Bidikmisi ini beberapa kali memperoleh indeks prestasi 4. Sempurna. Raeni juga menunjukkan tekad sekeras titanium untuk bisa menikmati masa depan yang lebih baik dan membahagiakan keluarganya.
Pendidikan yang diraih Reni bukanlah latar belakang keberhasilan asuransi, namun bisa dibayangkan jika Raeni sedari awal berada dalam jangkauan asuransi pendidikan, mungkin ayahnya dapat memenuhi kebutuhan yang lain dengan maksimal karena rencana pendidikannya tercover dengan asuransi pendidikan. dilain tempat secara tidak langsung Commonwealth mengaplikasikan dalam "Titanium" yang merupakan program asuransi jiwa yang memadukan Asuransi Jiwa dan pendidikan. Titanium atau investra Titanium memberikan pertumbuhan Investasi dengan optimal yang juga memberikan berbagai pilihan perlindungan menyeluruh bagi Keluarga. Titanium seperti namanya yang berarti material terkeras yang bisa juga disamakan seperti tekad Raeni dalam menempuh pendidikan hingga selesai adalah produk dari Commonwealth Life ini yang dapat memberikan investasi yang lebih besar sejak polis berlaku karena dana sebesar 50% dari dana investasi premi berkala sudah diinvestasikan sejak tahun pertama sehingga manfaat investasi yang diterima lebih maksimal. Jadi, selain memiliki program proteksi, Investra Titanium juga memberikan tingkat pertumbuhan investasi yang optimal sehingga memberikan keuntungan bagi nasabah.
Investra Titanium adalah asuransi pendidikan yang memungkinkan hasil investasi lebih maksimal, jadi bisa dibayangkan produk ini mampu memberikan hasil investasi yang lebih optimal dimana sebesar 50% dari dana investasi premi berkala sudah diinvestasikan sejak tahun pertama yang berarti akan mendapat hasil timbal balik yang besar. Selain itu investra Titanium ini bukan hanya asuransi pendidikan saja namun juga meliputi persiapan dana hari tua, dan rencana masa depan keluarga lainnya. Kelebihan lainnya menyediakan beberapa pilihan asuransi tambahan berupa asuransi kecelakaan,asuransi cacat tetap total, asuransi yang memberikan perlindungan penyakit kritis, pembebasan pembayaran premi apabila tertanggung menderita penyakit yang tidak tersembuhkan maka 50% dari uang pertanggungan akan dibayarkan lebih awal.
Premi bulanan sekitar 1.000.000 sangat menarik karena sudah bisa menerima perlindungan asuransi dasar sampai tertanggung berusia 99 tahun. Belum lagi ditambah perlindungan terhadap penyakit kritis yang berjumlah hingga 53 dengan layanan darurat medis di seluruh dunia apabila terjadi sakit akibat kecelakaan atau sakit saat berpergian. Pilihan pembayarannya pun fleksibel, disesuaikan dengan keinginan nasabah seperti bisa bulanan, 3 bulanan , 6 bulanan maupun tahunan. Untuk pengelolaan dana investasinya, pihak Commonwealth Life menunjuk Mitra Manajer Investasi yang terkemuka dan terpercaya di industri jasa keuangan di Indonesia seperti First State Investment,Schroder, Ashmore,BNP Paribas Investment Partners serta Panin Asset Management.
Investra Titanium ini menarik karena karena bisa memberikan manfaat perlindungan maksimal dan hasil investasi yang optimal lebih dari produk unit link biasa. Namun Investra Titanium mengenakan pemotongan dana bila mengambil hasil investasi sebelum waktunya. Jadi tidak bisa sembarangan mengambil hasil investasi yang belum waktunya diambil, dengan hal ini Commonwealth "menerapkan" kedisiplinan dengan membiarkan dana investasi dikelola terus oleh Commonwealth Life hingga impian memberikan pendidikan seperti Raeni atau anak-anak lain hingga pendidikan tinggi dapat terwujud.
Sejarah Commonwealth
Bicara tentang Commonwealth life tak terlepas dari Commonwealth Bank of Australia (CBA) yang induk dari Commonwealth life dimana Commonwealth Bank sendiri merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa keuangan terkemuka dan terdepan di Australia. Commonwealth Life telah ada sejak tahun 1992 dengan kepemilikan saham terbesar dimiliki oleh Grup Commonwealth Bank of Australia (CBA) sebesar 80% (yang terdiri dari CMG Asia LifeHolding Ltd. 50% saham dan Commowealth International Holdings Pty.Ltd. 30% saham) dan 20% sisanya dimiliki oleh PT Gala Arta Jaya. Nilai aset Commonwealth Life ditahun 2014 tercatat sebesar Rp 6,9 Triliun. Klaim yang dibayarkan Commonwealth Life pun pada tahun 2014 juga sebesar 17% dari tahun 2013.
Commonwealth Bank of Australia adalah salah satu perusahaan penyedia jasa keuangan terkemuka yang menguasai industri perbankan dan asuransi di Australia, di tahun 2014 berhasil meraih penghargaan dari Business Bank of The Year,Banking Website of the Year dan Best of The Best winner dengan kategori the Best Innovative Insurance Product serta Margin Lender ofthe Year (CommSec) selama lima tahun berturut-turut dari Money Magazine. Meraih 15th Corporate Image Award 2015 versi majalah Tempo dan Frontier Consulting Group untuk kategori asuransi jiwa menengah dengan aset, belum lagi penghargaan Info bank Contact Centre, Infobank Digital Award, Best Insurance Company ditahun 2014 dari Investor Award , dan di Tahun 2015 mendapat peringkat pertama pada 4th Infobank Digital Brand of The Year 2015 untuk digital brand kategori unit link, kemudian ditahun 201 Commonwealth Life juga meraih penghargaan Excellent Service Experience Award (ESE Award) 2016 untuk kategori Insurance Life and Health.
Dengan akses lebih dari 25 kota besar dan hampir 10.000 Sales Forces, Commonwealth melayani hingga hampir diseluruh Indonesia dengan lebih dari 500 ribu nasabah dari berbagai kota seperti Medan, Pekanbaru, Batam, Palembang, Jakarta, Bandung hingga seluruh kota besar di Pulau Jawa dengan total ada 28 kantor, sebaran yang luas ini menunjukan citra luar biasa dari perusahanan Commonwealth yang tak dapat dipandang sebelah mata. Untuk layanan digital, Commonwealth menerapkan pertama kali pada tahun 2007, dengan mengenalkan website (www.commlife.co.id) pada masyarakat, website ini digunakan untuk sosialisasi produk Comonwealth Life baik kepada yang sudah menjadi nasabah atau yang belum jadi nasabah selain itu website ini memberikan fasilitas melalui layanan digital seperti games interaktif, Commitment Magazine, financial calculator. . Kemudian pada 2008 meluncurkan customer service pada CommCenter 1-500 525 yang memberikan berbagai pengetahuan berharga tentang pentingnya merencanakan keuangan bagi nasabah ataupun masyarakat umum lainnya.
Fasiltas didalam website juga banyak meraih penghargaan seperti Commitment Magazine yang mendapat rekor MURI sebagai majalah interaktif asuransi pertama di Indonesia, Commitmen Magazine diberikan penghargaan karena dapat menginformasikan produk keuangan dengan baik, selain itu ada Financial Calculator yang berfungsi untuk menghitung proyeksi keuangan yang dibutuhkan pada sampai 20 tahun kedepan, financial calculator ini mendapat pengakuan OJK sebagai media atau alat yang bermanfaat untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya berinvestasi dan menabung untuk masa depan. Cara menggunaka tinggal isi data profil seperti jenis kelamin, profesi, status pernikahan, dan tanggal lahir ke kalkulator finansial maka langsung bisa menghitung-hitung kebutuhan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Berdasarkan survei OJK tahun 2013, tingkat penetrasi asuransi di Indonesia boleh dikatakan masih sangat rendah yaitu sekitar 11,8%. Hal ini mendorong OJK untuk meluncurkan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) untuk mengatasi tingkat keterwakilan masyrakat yang masih rendah ini.
Kompasiana Nangkring