Beranda Ada peribahasa ekonomi yang mengatakan laju jalan akan bertambah sejalan laju ekonomi, jadi setiap 1 km jalan yang terbangun ada persentase sekian persen dari menggeliatnya ekonomi. Kita ambil contoh Jepang, Negara Asia yang ekonominya mampu mengorbit setara dengan negara maju Eropa dan Amerika. Jepang yang kalah di perang dunia ke 2 ternyata mampu mempunyai infrastruktur yang luar biasa. Dengan luas ¾ pulau Sumatera atau setara 377.385 KM2 , Jepang mampu untuk membangun 1,2 juta kilometer jalan yang merupakan terpanjang ke lima di dunia . Bandingkan dengan Indonesia yang luas daratannyan mencapai 2 juta kilometer namun panjang jalan (menurut data Kemen PU ) hanya mencapai 38.401 KM2ditahun 2014. Selain jalan, Infrastruktur Jepang memang sudah top, tercatat Jepang juga mempunyai 680 ribu jembatan, 10 ribu terowongan, 250 kereta peluru atau Shinkansen dan 98 bandara diseantero negeri. Pertumbuhan ekonomi Jepang yang fantastis membuat pertumbuhan infrastruktur Jepang mengagumkan. Tapi kini pertumbuhan ekonomi Jepang melambat hingga dikisaran minus malah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melesat dikisaran 5-6%pertahun, Apakah Indonesia bisa menyusul?. Infrastruktur Indonesia Bicara infrastruktur, Indonesia, negeri yang ketika baru merdeka tapi sudah bermimpi menjadi punggawa besar dalam bidang infrastruktur. Tak harus lewat pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi namun cukup lewat ahli-ahli konstruksi dalam negeri, proyek mercusuar di Indonesia mampu untuk diwujudkan di tanah air. [caption id="" align="aligncenter" width="232" caption="Gedung Kementrian Pekerjaan Umum (www.PU.go.id)"][/caption] Sejati infrastruktur adalah roh untuk pengembangan bangsa, melalui pengembangan infrastruktur pengembang ekonomi akan bebas berkembang. Dan untuk Indonesia sendiri, pengembangan infrastruktur ternyata sudah dimulai sejak zaman Belanda. Melalui departemen pekerjaan umum yang Dikenal dengan nama "Burgerlijke Openbare Werken (1919)" dan kemudian menjadi "Departement van Verkeen en Waterstaat (1924)" Ketika tongkat estafet kependudukan Indonesia pindah ke Jepang, maka Departemen Pekerjaan Umum juga berganti nama untuk mensukseskan pengembangan infrastruktur pendukung bagi tentara Jepang. Kotobu Bunsitsuatau lazim juga disebut "Oeroesan Pekerdjaan menjadi nama bagi Departemen Pekerjaan Umum di masa pendudukan Jepang. Ada tanggal bersejarah bagi Kemen PU yaitu tanggal 3 Desember yang biasanya diperingati sebagai sebagai Hari Bakti PU , karena pada tanggal 3 Desember 1945, Kantor Pusat Departemen Pekerjaan Umum di Gedung Sate, Bandung, diserbu secara tiba-tiba oleh pasukan Sekutu/ Belanda dengan persenjataan lengkap. Kantor Departemen PU saat itu dipertahankan oleh 21 orang pemuda yang tergabung dalam Angkatan Muda PU dengan persenjataan seadanya. Dalam pertempuran tersebut, 7 orang pemuda dinyatakan hilang dan gugur. Pembangunan Infrastruktur Era Kemerdekaan Kementrian Pekerjaan Umum berhasil mencatat dan merekam bagaimana pembangunan infrastruktur dari masa kemasa, sebuah investasi yang mahal mengingat segala bukti rekaman jejak sejarah infrastruktur Indonesia yang terbangun dimaktubkan dalam sebuah tempat atau beranda yang membuat sebuah mesin waktu bisa dilihat banyak orang. Berikut jejak-jejak yang menjadi capaian infrastruktur di Indonesia lewat Kementrian Pekerjaan Umum. Dimulai tahun1950-1960, Kemen PU memulai pembangunan Waduk pertama di Indonesia yaitu waduk Jatiluhur, kemudian Proyek Air Minum Pejompongan (Jakarta) dan Cisangkui (Bandung), Perencanaan dan pembangunan Kota Pekanbaru dan Palangkaraya, Pembangunan pembangkit-pembangkit listrik, Jembatan-jembatan besar, pembangunan jalan di berbagai daerah.
[caption id="" align="aligncenter" width="496" caption="Pembangunan GBK (tribuneselatan.wordpress.com)"]
[/caption]
Kemudian tahun 1960-1965 Kemen PU memulai pembangunan Jalan Trans Sumatera dan Trans Sulawesi tahap awal,Jembatan Semanggi, Gedung DPR, dll), Pembangunan Monas,Pembangunan Jembatan Ampera. Tentu yang spektakuler adalah Proyek Mandataris menyambut Asian Games IV (pembangunan gelanggang olahraga terpadu ) Gelora Bung Karno yang pada 21 Juli 1962, Stadion Utama dan terbesar di Indonesia dan Asia berkapasitas 100.000 penonton selesai dibangun. Tercatat perlu 2 tahun untuk membangunnya stadion yang konsepnya sama dengan salah satu stadion di Rusia ini. Stadion ini dikelilingi oleh jalan lingkar luar sepanjang 920 meter. Bagian dalam terdapat lapangan sepakbola berukuran 105 x 70 meter, berikut lintasan berbentuk elips, dengan ukuran sumbu panjang 176,1 meter dan sumbu pendek 124,2 meter.
Capaian Infrastruktur Era Orde Baru
Era Orde baru bangsa Indonesia memasuki fase pembangunan lima tahun. Melalui program PELITA I-VI tercatat Bendungan Sutami, Jatiluhur, Wadaslintang, Jembatan Kapuas, Jembatan Ketahun, Bendung Selima, Jembatan Barelang(Kepulauan Riau), perluasan irigasi, pembangunan embung, PLTA,PLTU,PLTD dan sebagainya. Pembangunan yang patut dikenang adalah bagaimana era pak Harto (alm) untuk mengenalkan jalan bebas hambatan pertamanya yaitu jalan Tol Jagorawi. Jalan bebas hambatan pertama di Indonesia tercatat mulai dibangun 1973 dan diresmikan 9 Maret 1978. Panjang jalan tol ini mencapai 59 km menghubungkan Jakarta, Bogor, Ciawi.
[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Jlan Tol Jagorawi (pustaka.pu.go.id)"]
[/caption]
Capaian Infrastruktur Era Reformasi
Masa Reformasi adalah masa dimana pembangunan infrastruktur bergeliat kembali setelah kontraksi akibat krisis ekonomi 1997. Bertahun-tahun setelah masa resesi ekonomi, pemerintah mencoba menstimulus pembangunan infrastruktur untuk mencetak pertumbuhan ekonomi. Di era pemerintahan SBY tercatat peningkatan kilometer panjanng jalan dari 34.676 KMmenjadi yang ditargetkan tahun 2014 mencapai 38.401 KM.
Kemen PU juga tercatat membangun 22 waduk yang 7 diantaranya akan selesai tahun 2014. Belum lagi pembangunan Embung yang mencapai 642.Capaian di bidang penataan ruang sampai dengan akhir tahun 2013 dapat ditunjukan dari telah diterbitkannya 4 Perpres Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau, 4 Perpres RTR Kawasan Strategis Nasional (KSN), 18 Perda RTR Provinsi, 259 Perda RTR Kabupaten dan 70 Perda RTR Kota.
Tercatat beberapa pembangunan monumental di era pemerintahan SBY. Seperti Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) yang mulai dibangun pada Februari 2002 dan selesai tahun 2005. Panjang total jalan tol 116 km. Ada cara yang khusus untuk membangun jalan tol ini, yaitu dengan cara meratakan kawasan perbukitan dengan volume 14 juta m3 atau setara dengan kotak raksasa sebesar 700x200x100 meter.
[caption id="" align="aligncenter" width="285" caption="Jalan Tol Cipularang (news.detik.com)"]
[/caption]
Jembatan Suramadu menjadi capaian tersendiri bagi Kemnetrian Pekerjaan Umum. Jembatan yang menghubungkan pulau Jawa dan Madura mulai dibangun pada 20 Agustus 2003 dan diresmikan pada 11 Juni 2009 oleh Presiden SBY. Total panjang jembatan 5.438 m ini merupakan pekerjaan proyek melibatkan 2833 orang. Dilengkapi SHMS atau Sistem Monitoring Kesehatan Jembatan, Suramadu juga mencatat kedalaman atas Pondasi Bor Pile di laut yaitu sedalam 104 m yang saat ini menjadi rekor tersendiri di Indonesia.
[caption id="" align="aligncenter" width="346" caption="Jembatan Suramadu (kaskus.co.id)"]
[/caption]
Jalan tol pertama di atas laut di Indonesi yaitu jalan tol Bali Mandara juga menjadi karya berikutnya. Jalan tol yang diresmikan Agustus 2013 membentang diatas 35 ribu tiang pancang pada 14 ribu titik.Panjang jalan tol ini kurang lebih 12 km dengan waktu pengerjaannya yang relatif singkat, hanya 14 bulan saja, menjadi rekor tersendiri karena jalan tol ini dikerjakan oleh 100 % anak negeri.Jalan tol ini memiliki jalur sepeda motor yang disediakan lajur khusus. Jalur ini terletak di bagian kanan dan bagian kiri. Terdapat juga kelengkapan keamanan berupa alat pengukur kecepatan angin, bilamana kecepatan angin menembus batas 40 kilometer per jam, maka untuk keamanan jalan tol ini akan ditutup.
[caption id="" align="aligncenter" width="465" caption="Jalan Tol Bali Mandara (republika.co.id)"]
[/caption]
Jembatan Kelok 9 merupakan mahakarya berikutnya Kementrian Pekerjaan Umum, jembatan yang mulai dibangun tahun 2003 dan diresmikan tahun 2013. Dibangun menggunakan pondasi tahan gempa sampai kekuatan 10 Skala Richter (SR) dengan pilar jembatan setinggi 58 m. Meskipun dikenal dengan nama Jembatan Kelok 9, jembatan yang total panjang jembatan 964 m dan melintasi Sungai Batang Senipan ini hanya berjumlah 6 Jembatan.
[caption id="" align="aligncenter" width="457" caption="Jembatan Kelok 9 (waspada.co.id)"]
[/caption]
Belum lagi Jembatan Kahayan, Waduk Batutegi, Rusunawa UNPAD, Sistem Penyedian Air Minum Desa Mandangin, Denpasar Sewerage Deveopment, wduk Jatibarang dan terakhir Waduk Jatigede yang menjadi capaian infrastruktur oleh Kementrian Pekerjaan Umum.
Perpustakaan PU
Dalam menyambut era baru Kemen PU mengadakan acaraNangkring Bareng bersama Kompasiana untuk memperkenalkan perpustakaan baru dengan konsep baru dari perjalanan panjang sejarah infrastruktur Indonesia. Di acara tersebut tampil sebagai pembicara adalah Sekjen KemenPU,Ir Agoes Widjanarko MIP; Staf Ahli MenteriPUbidang Keterpaduan Pembangunan,Ir Taufik Widjoyono MSc; Kepala Pusat Komunikasi Publik,Ir Danis Hidayat Sumadilaga M.ENG.SC; Kepala Balitbang KemenPU,Ir Waskito Pandu MSc.
Perpustakaan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) merupakan perpustakaan khusus yang koleksinya tersebar di masing-masing unit kerja tingkat eselon 2. Seiring dengan perubahan struktur organisasi pada tahun 2005, dimana Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal mendapat tugas sebagai koordinator perpustakaan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan bersama-sama dengan perpustakaan Sekretariat SDA dan Bina Marga bersama-sama menempati Gedung Pusdata. Diharapkan dengan penggabungan tersebut dapat dijadikan cikal bakal terbentuknya Perpustakaan Pusat Kementerian Pekerjaan Umum, sehingga dapat meyajikan data dan informasi bidang ke-PU-an kepada masyarakat luas, secara cepat dan menyeluruh. Jenis koleksi Perpustakaan Kementerian Pekerjaan Umum meliputi keteknikan bidang Sumber Daya Air, Jalan Dan Jembatan, permukiman dan perumahan, penataan ruang serta informasi umum lainnya.
[caption id="" align="aligncenter" width="710" caption="koleksi Buku Langka Kementerian PU (pustaka.pu.go.id)"]
[/caption]
Fasilitas
Perpustakaan Kementrian Pekerjaan Umum memiliki beberapa fasilitas seperti ruang multimedia yang terdiri dari tv untuk memutar koleksi audio visual Kementrian Pekerjaan Umum, ruang baca, tempat penyimpana barang dan loker, dan fotocopy ditambah lagi di lantai 2 nanti akan dijadikan museum infrastruktur ala Kementrian Pekerjaan Umum.
[caption id="" align="aligncenter" width="527" caption="Koleksi Audio Visual Kementerian PU (pustaka.pu.go.id)"]
[/caption]
Ada lagi Simpustaka yaitu akses untuk melakukan pencarian buku dilingkungan unit perpustakaan diberbagai sub bidang. selain itu dimaksudkan juga sebagai wahana untuk penyelamatan aset pustaka berupa hasil-hasil studi/kajian yang telah dilakukan, khususnya pada era Kementerian PU maupun era Departemen sebelumnya, sekaligus sebagai bukti bahwa Dep. PU melakukan akuntabilitas terhadap salah satu kinerjanya dengan melakukan penyelamatan aset terhadap hasil-hasil studi kedalam SIMPUSTAKA. SIMPUSTAKA Dep. PU nantinya diharapkan dapat mencerminkan suatu Unit Perpustakaan suatu instansi yang mengoleksi sebagian besar hasil-hasil studi yang pernah dilakukan (“grey literature”), sehingga keberadaannya patut mendapatkan satu tempat karena koleksi bahan pustakanya yang “unik” tidak akan dapat dijumpai secara lengkap diluar Unit Perpustakaan Kementrian PU.
Menurut Ir Taufik Widjoyono MSc selaku Staf Ahli MenteriPUbidang Keterpaduan Pembangunan mengatakan bahwa rencana membangun sistem perpustakaan terbaru di Kemen PU merupakan bentuk kewarasan karena mengingat masa lalu, beda dengan orang yang gak waras yang tidak mengingat masa lalu. Ya, kadang masa lalu menentukan tingkat kesadaran kita sebagai bangsa yang besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H