Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Hadziq Averroes

Santri SMPIT/Pondok Pesantren Insan Madani Banjarmasin

Golden Revolver (Bagian III)

Diperbarui: 16 Januari 2024   18:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi oleh penulis

Kedua pria itu berjalan melewati dapur yang temaram oleh lampu di beberapa tempat, melalui kompor dan toilet. Lebih jauh lagi berjalan ke belakang hingga bertemu dengan pintu teralis besi di depan pintu kayu. Dibaliknya, bergantung pada keduanya gembok sandi dengan dua kunci di masing-masing gembok.

"Jika dilihat saja guru hanya terlihat mengajariku memasak, tapi jika dilihat dibaliknya beliau mengajariku meneliti supranatural atau mittikal" kata Erlan tanpa menoleh. Kedua bola matanya menatap pada dua benda pengunci yang hampir tak tersentuh apapun. "

Dulu aku ke sini mencoba membukanya tapi pertahananya ganda mustahil untuk menembusnya" sebut Kor, rekannya tidak menggubris dan melanjutkan. "Hasil daripada itu adalah, Mittikal bisa digunakan pada manusia dalam dosis besar melalui suntikan"

Dengan santai Erlan menyentuh gembok teralis, menekan kodenya dan terbuka. Kunci kedua dibukanya dengan sama mudah. Tersaji tangga turun yang panjang meleawati lorong gelap, dia menekan sakelar dan menyalakan lampu. Jauh di bawah terdapat ruangan tanpa pintu.

"Ayo!" langkah Erlan melaju. "Aku menerima suntikan yang tak mungkin terlupakan"

TAP

Langkah terhenti. "Kenapa?" Erlan menoleh.

"Jadi, bukan hanya aku pengguna Mittikal?

"Ya, beliau mengembangkan lebih lanjut merubah suntikan menjadi tablet yang mudah dikonsumsi"

Langkah kembali menggema, memantul berkali-kali pada dinding beton.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline