Lihat ke Halaman Asli

Hadiyan

Pengajar Universitas Muhammadiyah Jakarta Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Risk Culture

Diperbarui: 27 November 2023   04:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Saat bincang-bincang di ruang tunggu jelang acara Milad ke-2 Intelelligence Da'wah Comunity (IDC) Program 1000 Da'i Baitul Mal Umat Islam (Bamuis) BNI 46 di Bogor (25/11/2023) ada informasi menarik disampaikan oleh Direktur Eksekutif Bamuis, Drs. H. Sudirman, MBA, yaitu pentingnya bagi umat untuk memiliki Budaya Resiko (risk culture). 

"Umat ini harus memiliki budaya resiko kalau mau maju", imbuhnya.

Menurut Sudirman budaya ini sangat penting dimiliki karena kehidupan sehari-hari tidak lepas dari adanya resiko seperti kemiskinan dan kematian, dan bagaimana cara menyikapinya. 

"Budaya resiko ini menjadikan kita memiliki perencanaan hidup untuk mengantisipasi semua resiko yang muncul dalam kehidupan sehari-hari, sehingga umat ini tidak kagetan ', tambahnya. 

"Bangsa Barat maju karena memiliki budaya ini", tegasnya. 

Dok Pribadi

Lulusan Master of Business Administration Amerika Serikat ini mengiyakan ketika penulis ikut menambahkan  bahwa budaya resiko ini sesungguhnya sudah diingatkan oleh Al-Quran, seperti peringatan agar seseorang melihat apa yang akan terjadi besok (QS. 59:18) dan perintah al-Qur'an kepada umat  Islam agar tidak meninggalkan generasi yang lemah (QS. 4:9). 

"Betul, risk culture ini sesungguhnya tidak asing bagi mat Islam, karena kita tinggal mengamalkan  saja Al-Qur'an", katanya.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline