Lihat ke Halaman Asli

Menyongsong Pemerintahan Para Brutus

Diperbarui: 8 Juli 2024   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marcus Junius Brutus/Shutterstock

Et tu, Brute?, siapa yang tidak kenal dengan kalimat satu ini. Sebuah kalimat terkenal yang dipopulerkan oleh Shakespeare dalam drama ciptaan nya yang berjudul Julius Caesar di tahun 1599. Di kisahkan di dalam drama ini sebuah pembunuhan terkenal yang dilakukan oleh salah satu sosok tokoh sejarah yang akan selalu dikenang namanya sepanjang masa. 

Marcus Junius Brutus, itulah namanya. Nama yang akan selalu di ingat oleh siapapun karena ia merupakan otak utama dari pembunuhan seorang politikus terkenal dari Republik Romawi yang namanya sangat kita kenal dan akrab sebagai simbol kekuasaan dan kejayaan, Julius Caesar. 

Akan tetapi, tidak hanya sebatas pada hal itu saja. Jika kita menelisik kehidupannya lebih lanjut, kita bisa menemukan bahwasanya Brutus dan Caesar itu sudah seperti saudara kandung, hanya saja ikatan hubungan yang erat di antara keduanya terjalin berkat adanya aksi perselingkuhan yang dilakukan oleh Caesar terhadap Servilia, ibu dari Brutus. 

Kalau kita berpikir sejenak, bagaimana bisa kaum Plebian yang merupakan latar belakang dari Brutus yang adalah kasta terendah di era Republik Romawi, bisa menjalin relasi dengan seorang Caesar yang merupakan kaum Patrician yang kaya raya.

Jawaban singkatnya adalah karena adanya KONEKSI. Koneksi, situasi, dan momentum yang tepat dimana mereka pada akhirnya saling bertemu. Pada saat terjadi Perang Saudara Caesar yang terjadi di tahun 49 SM - 45 SM, Republik Romawi mengalami serangkaian peperangan antara dua kubu yang saling berseberangan, Caesar dengan Pompey. Selama perang ini berlangsung, terjadi serangkaian pertempuran berdarah yang harus merenggut banyak nyawa. Pompey dengan keunggulan jumlahnya, sementara Caesar dengan keahlian taktik nya.

Namun pada akhirnya, perang saudara ini berhasil dimenangkan oleh Julius Caesar di tahun 45 SM. Ada cerita menarik saat perang ini terjadi. 

Pada tahun 48 SM, terjadi sebuah pertempuran di daerah Pharsalus yang kini masuk dalam wilayah Yunani modern. Dimana pasukan Caesar berhasil mengalahkan pasukan Pompey dengan mudah. Ada satu momen dimana kedua tokoh sejarah ini bertemu. Pada saat itu, Brutus berada di pihak Pompey. 

Caesar sebetulnya berniat untuk mengeksekusi Brutus karena keberpihakannya kepada Pompey, musuh sekaligus pesaing nya dalam usaha perebutan kekuasaan. Namun berkat bujukan dari selingkuhannya, Servilia, yang sekaligus ibu dari Brutus, nyawa nya berhasil diselamatkan.

Pasca kejadian itu, hubungan mereka berdua semakin dekat. Bahkan para sejarawan mengibaratkannya seperti pasangan kekasih yang sebetulnya di zaman itu memang lazim adanya hubungan antara laki - laki dengan sesama laki - laki. Banyak orang berpikir pada saat itu bahwa hubungan yang dekat tidak akan mengalami keretakan. Mengingat mereka berdua selalu bersama. Bahkan, Brutus memiliki posisi istimewa di senat Romawi karena kedekatan hubungannya dengan orang paling berkuasa di Republik Romawi ketika itu. 

Namun, semua pandangan nya berubah ketika melihat bahwa orang yang sudah dianggapnya seperti saudaranya sendiri, justru berbalik menjadi seorang tiran yang berbahaya. Potensi tiran berada di depan mata Caesar yang saat itu sangat berkuasa atas segala sesuatu di Republik Romawi. Tidak mengherankan ia bisa seperti itu karena Caesar merupakan seorang ahli taktik dan politisi ulung di pemerintahan Republik Romawi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline