Lihat ke Halaman Asli

Berjualan di Sekolah, Kenapa Tidak?

Diperbarui: 27 Januari 2024   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ini adalah tulisan yang murni dari pengalaman penulis selain tulisan saya yang berjudul Corona Mengubah Hidupku. Masa sekolah tentu saja merupakan masa paling indah dimana kita bisa bertemu dan bercengkrama dengan teman atau sahabat kita. Atau bahkan kita bisa memadu kasih dengan pacar atau orang yang kita sukai seperti di dalam lagu Kisah Kasih di Sekolah karya Obbie Messakh yang sering kita dengar.

Akan tetapi, masa sekolah bukan hanya sekedar menikmati indahnya pertemanan dan serius nya belajar saja, terkadang sekolah bisa menjadi arena bisnis yang bagus untuk sedikit - sedikit menambah pundi uang jajan di kantong kita selain mendapat jatah jajan dari orang tua.

Penulis sendiri melakukan hal ini sudah sangat lama sekali. Namun, baru benar - benar berjalan sekitar awal kelas XII saja. Saat itu, ibu dari penulis memiliki seorang tetangga yang kebetulan rumahnya bersebelahan dengan rumah penulis. Pada saat itu, tetangga penulis sedang membuat suatu makanan dan ibu saya datang untuk sekedar membantunya sampai kemudian tetangga penulis mengatakan kepada ibu penulis, "Si 'Hadits' mau gak berjualan ini di sekolahnya. Kalau mau, nanti saya siapin buat besok" .

Sepulangnya dari rumah tetangga, ibu dari penulis mengatakan kepada penulis, "Besok mau jualan gak di sekolah? Kalau mau, nanti ibu sampaikan" ujar ibu penulis kepada penulis.

Pada akhirnya penulis mengiyakan penawaran tersebut dan keesokan harinya, penulis berangkat ke sekolah dengan membawa beberapa barang dagangan yang sudah dipersiapkan. Pada awalnya, berjalan dengan baik. Barang - barang yang penulis perdagangkan banyak dibeli oleh teman - teman sekolah penulis. Karena kebetulan juga, penulis saat itu tidak membawa barang dagangan yang cukup banyak dan juga untuk pertama kalinya teman - teman dari penulis melihat penulis memperjualkan barang dagangan ke sekolah.

Barang dagangan yang dijual oleh penulis adalah makanan atau sekedar jajanan kecil. Makanan yang dijual bisa dikatakan termasuk makanan yang bisa dibilang modern dan kekinian. Penulis pada saat itu menjual Kimbab dan Sushi dengan harga yang bervariasi. Sushi dan Kimbab yang dijual oleh penulis tidak semewah dan seeksklusif di restoran - restoran, hanya beberapa makanan kecil yang dikemas dalam wadah yang terbuat dari Mika.

Guru - guru yang mengetahui penulis menjual beberapa jajanan di sekolah memberikan support dan dukungan serta beberapa dari guru - guru yang mengajar di sekolah penulis juga ikut membeli beberapa jajanan milik penulis. Pada akhirnya, dagangan yang penulis jual pertama kali laku keras hingga habis tak bersisa. Itu membuat penulis semakin ingin dan ingin melanjutkan usaha ini karena melihat prospek bisnis kecil - kecilan yang bisa dikatakan menghasilkan "cuan" yang cukup lumayan pada saat itu.

Akan tetapi, bisnis yang dijalankan oleh penulis ini tidak selalu berjalan mulus dalam penerapannya. Beberapa kali penulis harus mendapati bahwa barang jualan yang dibawa oleh penulis tidak selalu habis dijual atau terkadang ada beberapa yang rusak saat proses pembawaannya ke sekolah. Pernah dalam satu kali penjualan, barang - barang yang dibawa oleh penulis untuk dijual tidak begitu laku dan masih berjumlah sangat banyak.

Melihat hal itu, penulis memberitahukan hal ini kepada ibu dari penulis dan dia meminta kepada penulis atas persetujuan dari tetangga penulis untuk memberikan beberapa makanan itu kepada teman atau tukang parkir yang biasa berjaga di depan sekolah. Tentu saja penulis melakukan apa yang diperintahkan itu. 

Sebuah pukulan yang hebat bagi penulis menyaksikan banyak nya barang jualan yang tidak habis dijual pada saat itu. Namun, penulis tidak pernah menyerah dan terus melakukan evaluasi dan memperbaiki cara penjualan dari waktu ke waktu sehingga omset dan keuntungan yang dihasilkan bisa terus meningkat dan cenderung stabil. Penulis terus menerus melakukan berbagai evaluasi guna memperbaiki apa yang menyebabkan penulis mengalami pengurangan omset dan margin keuntungan yang diinginkan. Sampai sekarang penulis masih sering berjualan di sekolah, dan alhamdulillah bisnis ini masih memberikan keuntungan yang lumayan untuk penulis. 

Penulis akan terus melakukan kegiatan ini, mungkin sampai penulis lulus sekolah dan mulai melanjutkan usaha milik almarhum bapak yang berada di Jakarta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline