Lihat ke Halaman Asli

Prabowo Selalu Tak Mampu Atasi Isu HAM

Diperbarui: 20 Juni 2015   02:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada kampanye kali ini, kedua kandidat sering kali berkampanye tentang perdamaian dan tidak akan adanya pengkotak-kotakan WNI dikarenakan mereka semua menilai bahwa perbedaan suku dan ras di Indonesia adalah salah satu faktor unik yang membuat Indonesia menjadi unik, dan hal tersebut pun akan menjadi kekuatan bangsa Indonesia untuk berbicara banyak di dunia internasional.

Namun belum lama ini, Prabowo Subianto sebagai kandidat nomor 1, menyatakan statement yang bertentangan dengan kampanye anti pengkotak-kotakan WNI seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Hal tersebut adalah ketika Prabowo mengeluarkan pernyataan mengenai orang timur yang lebih cocok menjadi polisi atau tentara dikarenakan sering berkelahi. Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Victor Silaen, menyatakan bahwa pernyataan tersebut adalah pernyataan rasial.

Ada juga pernyataan Prabowo mengenai Polri seharusnya hanya merekrut yang ganteng dan yang cantik saja agar disegani masyarakat. Apakah paras sangat menentukan bahwa seseorang menjadi disegani atau tidak? Apalagi menurut saya, ganteng dan cantik itu relatif, tapi jelek itu mutlak (mohon hiraukan kalimat ini, hehe). Menurut saya, seseorang menjadi disegani atau tidak, tidak dikarenakan perawakan yang tampan atau cantik, tapi dnegan prestasi yang telah dicapai.

Prabowo juga mantan tentara, apakah itu juga menggambarkan bahwa Prabowo juga senang berkelahi sehingga ia masuk dalam militer? Apakah militer dan kepolisian identik dengan kekerasan sehingga ia berkata seperti itu? Sungguh sangat disayangkan memang pernyataan tersebut keluar dari mulut seorang mantan Danjen Kopassus. Pernyataanya tersebut secara tidak langsung telah mencoreng kepolisian dan militer kita.

Belum lagi ditambah dengan pernyataan dari mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Wiranto mengenai kasus penculikan aktivis pada tahun 1998. Hal tersebut tidak dapat dianggap enteng, dikarenakan hal tersebut bersangkutan dengan rekam jejak Prabowo sebagai capres seperti yang dikatakan oleh pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Dwipayana yang dilansir oleh detik.com.

Arie berpendapat Prabowo harus menjelaskan hal ini secara terbuka dikarenakan hal ini menyangkut kasus pelanggaran HAM. Prabowo harus mengatakan yang sebenarnya mengenai kejadian ini agar semua orang mengetahui yang sebenarnya dan terhindar dari azas praduga tak bersalah. Apabila Prabowo mengemukakan yang sebenarnya mengenai hal ini, maka kabut yang menutupi kejadian tersebut akan hilang dan masyarakat akan mengetahui fakta-fakta yang ada mengenai kejadian tersebut.

Kalau Prabowo yakin tidak bersalah, seharusnya ia tidak perlu menutupi fakta-fakta yang sebenarnya. Kalau merasa benar, kenapa harus takut? Kecuali memang Prabowo melakukan kesalahan pada kejadian tersebut sehingga ia tidak mau untujk mengungkapkan hal tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline