Lihat ke Halaman Asli

Hadi Samsul

Civil servant

Test DNA? Test Pack Kali...

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tunggu sampai cukup umur. (ilustrasi dari poskota.co.id)

[caption id="" align="aligncenter" width="230" caption="tunggu sampai cukup umur. (ilustrasi dari poskota.co.id)"][/caption] Suatu malam, saya berniat membeli obat di salah satu apotek dekat rumah. Banyak pembeli di apotek tersebut, dan saya turut berdesakan dengan pembeli lain. Ketika saya dilayani oleh petugas apotek tersebut, datanglah sepasang remaja putera puteri. Dari tampilannya, mungkin masih usia sma. Saya dengar si remaja putera tersebut membeli sesuatu yang tidak biasa: “ada test dna?”. Penjaga apotek tersebut mengernyit menandakan bingung. Beberapa penjaga (kebetulan apotek tersebut ramai pembeli) saling berpandangan tidak mengerti. Bahkan si pemilik apotek berusaha menyembunyikan senyumnya seraya menjawab: “kami tidak menjual alat test DNA.” Kedua remaja tersebut beranjak meninggalkan apotek tersebut. Saya tak tahan untuk tak berkomentar, “testpack kali, bukan test dna.” Dan bersamaan dengan komentar saya terlihat si pemilik apotek pun tersenyum setuju. “Bener tuh, masa iya test dna. Paling mereka kebablasan, makanya cari testpack hehehe..” “Mana ada test dna, test dna mah adanya di laboratorium.” Dibalik dialog tersebut, sesungguhnya saya miris. Anak remaja yang seharusnya sedang getol mengejar cita-cita, harus menanggung beban akibat perbuatan mereka yang kebablasan. Dan lebih miris lagi, rupanya pengetahuan kedua remaja tersebut masih sangat minim. Terbayang, ketika ternyata si remaja puteri harus hamil, maka akan ada banyak hal yang turut tertutup. Salahsatunya adalah cita-cita si anak remaja tersebut. Masa depan pun terasa suram. Saya jadi teringat kalimat “education is the best contraceptive”. Kalimat tersebut tidak semata-mata menjadi penghias program KB untuk menunda usia perkawinan hingga batas yang seharusnya, tetapi juga memberikan wejangan bahwa sekolah yang tinggi bisa memberikan pengetahuan yang memadai dan dapat mematangkan usia seseorang untuk menuju jenjang perkawinan. Jika saat ini anda memiliki anak yang sedang beranjak remaja, diharapkan agar memantau perkembangan mereka. Memantaunya namun tidak mengekangnya. Tidak mengekangnya namun juga tidak memberikan kebebasan yang sebebas-bebasnya. Karena pada usia remaja, keingin tahuan seseorang sedang melonjak-lonjak. Cobalah untuk membuka komunikasi dengan anak-anak anda agar mereka tidak salah pergaulan. Jangan sampai kejadian di apotek yang saya lihat, terjadi juga pada remaja-remaja lainnya. Ingat-ingatlah EDUCATION IS THE BEST CONTRACEPTIVE. (HS) diambil dari blog yang saya kelola, di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline