Lihat ke Halaman Asli

Anilawati Nurwakhidin, Calon Guru yang jadi Aktivis Lingkungan

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Nil, saya mau angkat profil kamu buat tulisan saya. Mau ikutan Nokia green ambassador lagi.” “Doweng… kagak salah tuh ? Kenapa harus aku? kenapa nggak David aja ?” “Karena kamu teman saya. saya mau teman saya yang maju hehe….” Begitu pesan saya ketika membuka obrolan melalui fasilitas yahoo messenger dengan salah satu teman kuliah saya yang bernama Anilawati Nurwakhidin.

***

Anil - foto: dok.anilawati n friends

Saya mengenalnya tepat ketika awal masa perkenalan orientasi kampus saya (semacam opspek gitu deh). Kala itu, saya berdiri di samping Anil-demikian dia disapa- yang mengenakan atribut opspek yang aneh-aneh dan tidak penting. Mata saya tertumbuk pada nama alias yang dipakai Anil. Sebagai calon mahasiswa di jurusan Biologi kependidikan, kami diharuskan memakai nama latin tumbuhan, dan nama yang melekat pada karton yang dikalungkan di leher Anil adalah Dandella repens. Saya tidak tahu nama tumbuhan apa Dandella repens itu. Yang jelas di pikiran saya waktu itu, namanya pas banget sama yang berdiri mengalungi nama itu, Anilawati. Masa perkuliahan di salah satu perguruan tinggi pencetak calon guru itu kami lalui pada kelas perkuliahan yang berbeda meskipun kami sama-sama satu jurusan, kecuali beberapa mata kuliah yang digabung.  Pada saat kuliah gabungan itulah kami bertemu dan bercanda mengenang masa-masa opspek.  Hingga akhirnya kami menyelesaikan waktu perkuliahan dan skripsi dalam masa yang tidak sama, saya tidak mengetahui lagi kegiatan teman-teman saya, termasuk Anil. Alangkah takjubnya saya manakala mengontak Anil untuk suatu kepentingan. Sesaat setelah saya kontak, dia mengajak saya untuk ikut terlibat dalam kegiatannya bernama Sahabat Gede Pangrango (SGP). Tentu saja saya tidak menolak karena disamping didasari keingin-tahuan saya tentang SGP, saya juga punya kesempatan untuk reuni. Dan tidak banyak yang berubah dengan Anil yang saya kenal semasa kuliah, kecuali kepeduliannya pada lingkungan yang terbilang cukup tinggi. Bahkan jauh lebih tinggi dibanding saya.  Oya, sekedar info tambahan, SGP adalah salah satu kampanye yang digagas oleh LSM lingkungan bernama YPBB (Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi). Lain kali saya akan menceritakan tentang kegiatan SGP. Nah, di YPBB inilah Anil berkecimpung. Dari situ, saya mulai mengetahui bahwa Anil telah menjelma menjadi salah satu aktivis lingkungan. “Aku masuk YPBB awalnya sebagai relawan.” Demikian anil berkisah tentang awal mula dia masuk dan terlibat dalam kegiatan YPBB. [caption id="attachment_837" align="aligncenter" width="300" caption="saya,anil, dan peserta SGP-foto: dok. syifa alawy (dimuat juga pada syifa19.multiply.com)"]

[/caption] “Aku masuk YPBB tahun 2005, tepatnya di event festival taman kota, barengan sama irma dkk, banyakan dulu mah. Waktu itu kegiatannya dalam rangka hari bumi. Jadi sekitar bulan april. Dan mulai jadi staff, februari 2006.” Tambahnya. Irma adalah salah satu teman kami di biologi UPI-Bandung. Selama hampir setahun itu, tetep jadi relawan? “Iya….” Gak digaji dong? “Pas jadi staff juga, ada kali aku setaun gak digaji…. Saat itu YPBB-nya lagi payah banget keuangannya.” Tuturnya. Wow, sebuah pengorbanan yang luar biasa menurut saya. Kok tertarik sama isu lingkungan, sih, Nil? “Wah, harus nginget-nginget lagi dulu pas awal atuh. Dulu tuh masalah lingkungan belum se-ngetrend sekarang, tapi aku merasa, harus ada yang kita lakukan terkait dengan masalah lingkungan. Tapi kalo sendirian mah pan susah ya. Sehingga, dulu yang kulakukan hanya dengerin radio rase (Rase FM Bandung-pen) kalau ada materi lingkungan yang siarannya cukup inspiratif, nama (narasumber)nya mas rohadji-saat ini yang pegang program green and cleannya unilever-. “Terus pas bikin skripsi, aku ngangkat tema tentang nara sumber. Intinya, pas lagi cari nara sumber, aku menemukan tema yang sesuai adalah yang terkait dengan pencemaran. Dan aku akhirnya menemukan organisasi konus yang mau jadi nara sumber di penelitian aku. Nah, dari situ jadi tau,  ternyata ada juga organisasi yang seperti ini. Tapi waktu itu tetep belum berkegiatan, masih sebatas kepentingan penelitian aja. “Jadi sebenarnya hasrat untuk berkegiatan lingkungan masih cukup besar, tapi belum nemu tempat yang cocok aja.  Sampai akhirnya ketemu dengan YPBB melalui sebuah iklan di kampus.”  Demikian papar Anil tentang awal mula ketertarikannya menjadi penggiat lingkungan.

Saat ini, Anil menjadi staf di YPBB. Dia menjadi koordinator untuk tiga bidang yakni koordinator pendidikan dan pelatihan (termasuk di dalamnya support materi untuk pertemuan zero waste community), kegiatan lainnya di divisi ini terkait pelatihan dan sebangsanya. Koordinator kedua: koordinator relawan. Koordinator ketiga, koordinator humas. Anil sendiri berada di bawah koordinator YPBB bernama David Sutasurya-yang disebutkan pada pertanyaan Anil di awal tulisan ini. Sekilas tentang zero waste community, Anil menjelaskan bahwa itu adalah sebuah komunitas yang digagas YPBB. Menurut Anil,  komunitas ini merupakan perkumpulan orang-orang yang berkeinginan untuk mewujudkan lingkungan yang zero waste alias minim atau nol sampah di sekitarnya. Mulai dari lingkungan yang terkecil (diri sendiri, keluarga, kamar kost, dll) hingga lingkungan tempat ia beraktifitas (RT, RW, kelurahan, tempat kerja, sekolah, dll). Untuk mendukung Komunitas ini, maka YPBB memfasilitasi pertemuan rutin komunitas Zero Waste. Ini merupakan sebuah acara pertemuan yang diselenggarakan rutin setiap satu bulan. Di dalam acara ini, YPBB mempertemukan orang-orang yang melakukan ataupun yang baru akan mulai melakukan upaya zero waste-nya, untuk saling berbagi pengalaman dan saran terkait upayanya tersebut.  Saya sendiri pernah mengikuti pertemuannya sekali di tahun 2009, dan hingga saat ini tergabung dalam milist ZWC. [caption id="attachment_838" align="aligncenter" width="300" caption="aksi anil pada saat menjadi fasilitator pada pelatihan guru-guru PLH - foto:dok. anilawati n friends"]

[/caption] Selain terlibat sebagai fasilitator zwc, Anil juga terlibat menjadi fasilitator kegiatan YPBB lainnya. Semisal: pelatihan zero waste lifestyle, kereta kota atau kegiatan rekreasi dan edukasi di taman kota yang berisi tentang kampanye isu lingkungan, pelatihan guru pendidikan lingkungan hidup, SGP (Sahabat gede pangrango) yang juga berisi tentang kampanye anti sampah khususnya di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, serta pelatihan-pelatihan tentang isu-isu lingkungan (biasanya berupa penyadaran atau kampanye). Kegiatan terdekat yang akan dilaksanakan oleh Anil dan juga tim YPBB adalah pertemuan ZWC ke-16 dengan materi ‘Membuat Bioplastik Sendiri’. [caption id="attachment_839" align="aligncenter" width="300" caption="anil pada salah satu kegiatannya-foto: dok. anilawati n friends"]

[/caption]

***

Itulah teman saya, Anilawati Nurwakhidin, S.Pd. Seorang calon guru yang kini ‘terdampar’ menjadi aktivis lingkungan. Semoga apa yang digagas Anil dan YPBB-nya memberikan kontribusi untuk bumi ini. Salam hijau (HS) tulisan ini dimuat juga di blog pribadi saya, disini NB: jika ingin ikut bergabung bersama mailing list zwc, subscribe saja email anda ke zerowaste_community@yahoogroups.com jika ingin mengetahui lebih banyak tentang ypbb, klik saja situsnya disini YPBB Facebook, ada disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline