Lihat ke Halaman Asli

Hadi Samsul

Civil servant

Citizen Journalism - Sebuah Catatan dari Pesta Blogger 2009

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pesta blogger 2009

sedikit oleh-oleh dari PB2009:

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa saya bisa mengikuti pesta blogger 2009. Sebagai seorang newcomer yang belum tahu menahu dengan dunia blogging, saya merasa senang bisa turut meramaikan pesta dan tentu saja menimba ilmu pada breakout session. Citizen journalism. Itulah breakout session yang saya ikuti, meskipun pada saat registrasi online bukan itu yang saya pilih. Setelah melihat list pembicara yang dipunyai seorang wartawan bernama Lia Christi (maaf jeung, kalo ejaannya salah hehe), tercantum dua nama yang akan mengisi sessi tersebut dan salah satunya adalah Pepih nugraha yang mana adalah admin kompasiana. Sebagai seorang kompasianer yang memang sedang ingin belajar dan mengetahui lebih banyak apa itu citizen journalism, saya dengan mantap akhirnya memilih sesi tersebut. Acara yang berlangsung setelah istirahat ini dipandu oleh mas Amril yang juga seorang kompasianer. Nepotisme untuk sebuah kebaikan rupanya (moderator dan pemateri sama2 kompasianer hehehe…) Reportase langsung dari seseorang yang bukan wartawan professional, demikianlah yang saya tangkap dari pengertian citizen journalism yang dibeberkan oleh Yulianti Farid, salah satu foundingpanyingkul.com yang sudah berhasil menelurkan beberapa buku yang diperlihatkan saat itu. Penjelasan kang Pepih Nugraha pun tidak kalah menariknya, bahwa citizen journalism ini lebih mengedepankan reportase dari sesuatu yang tidak diliput media mainstream yang terikat dengan aturan perusahaan. Sebagai seorang jurnalis, Yulianti dan Pepih pun ternyata melakukan citizen journalism. Mereka benar-benar melepaskan profesi mereka ketika menjadi citizen reporter, maksudnya mereka tidak menggunakan profesi kewartawanan mereka ketika menulis hal-hal yang tidak diliput oleh media mereka. “Sebagai contoh citizen journalism, adalah yang dilakukan oleh Cut Puteri pada saat kejadian Tsunami Aceh. Jika beruntung, citizen reporter akan menjadi terkenal berkat liputan yang disajikan.” Demikian Lili, sapaan akrab Yulianti Farid, memberikan contoh citizen jurnalis. [caption id="attachment_18570" align="alignleft" width="224" caption="inilah gaya Amril saat menjadi moderator-dok.pribados"][/caption] [caption id="attachment_18572" align="alignright" width="224" caption="Lili, menceritakan tentang citizen Journalism dengan penuh semangat - dok.pribados"][/caption] [caption id="attachment_18576" align="aligncenter" width="224" caption="gaya kang pepih ketika menjelaskan apa itu citizen journalism"][/caption] Menjadi citizen journalist, tidaklah harus menjadi seorang opportunist yang hanya ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan. Maksudnya, hanya ingin meliput sesuatu yang kira-kira bakalan JEDANG, JEDENG, DHUAARRR alias meledak seperti halnya yang dilakukan Cut Puteri yang awalnya merekam detik-detik tsunami aceh untuk kepentingan pribadinya. Meliput sesuatu yang hampir jarang diliput pun, bisa jadi akan “menggoyang” media mainstream jika memang apa yang anda sajikan dalam reportase anda menarik. Bahkan, terkadang jika yang anda sajikan benar dan akurat, bisa menjadi salah satu rujukan media-media besar yang ingin mengangkat masalah yang sedang anda soroti. Kita yang mereport, kita yang bertanggung jawab begitulah kira-kira kesimpulan akhir dari citizen journalism. Tertarik menjadi reporter? kenapa harus menunggu untuk menjadi reporter beneran jika anda bisa menjadi reporter untuk media anda sendiri?!? Salam Kompasiana HADI Cianjur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline