Lihat ke Halaman Asli

Senjaku

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senjaku begitu indah hari ini,

kelopak mata yang terhias anggun,

tatapan melesat ke dalam mataku,

senyum yang tak pernah pahit

secepat kilat mengajakku berimajinasi dan

menabuh genderang yang cukup keras disanubari.

Senjaku tak pernah berubah dan bergeser.

Ia tetap memberiku harapan dan untuk sebuah kata rindu,,,,

Tebasan angin menyadarkanku dari lamunan,

aku langsung beranjak dan mengabadikan sang senja sore itu digital sanubari,

kilauan awan disekeliling memberi penghias yang serasi.

“senja jangan engkau pernah terkontaminasi kepulan-kepulan polusi yang menjadi virus kota ini.” harapku

Aku masih tak beranjak dari bawah pohon keres, ah kopiku masih hangat.segera aku sruput dan menyalahkan korek api untuk menyulut rokok yang sudah dari tadi berada ditengah-tengah ruas jari kasarku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline