Lihat ke Halaman Asli

Jadi Buat Apa Kita Bekerja?

Diperbarui: 1 Juni 2016   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

praktis sudah hampir 7 tahun ini, setelah lulus dari kuliah dan ngambil jurusan yang lumayan laku di pasar, mucul seringkali pertanyaan, jadi 7 tahun saya bekerja ini untuk siapa ya?

yup, sebenarnya pertanyaan klise, tapi ya itu ternyata bentuk dari kesadaran diri sebagai pengingat. 

jelas, saya bekerja untuk keluarga, dengan bekerja saya dapat imbalan. sehingga bisa membiaya segala keperluan dan tuntutan. teori ekonomi berlaku, saya memperoleh sebagaimana saya telah berbuat. 

tapi ternyata bukan itu yg saya maksud, memang pekerjaan adalah bentuk dari aktualisasi diri dan sebagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi kita dan sosial. namun, lebih dalam, sebenarnya kita bekerja dimana dan untuk siapa sebenarnya kita melakukan pekerjaan sehari hari ita itu?

selama baru 7 tahun saya bekerja, dua tahun sempat bekerja di perusahaan negara, sisanya bekerja di perusahaan swasta. pikiran klasik yang selalu terlintas dikepala sebelum memilih tempat bekerja, ya.. siapa pemilik dari perusahaan itu.

tahun pertama, setelah lulus kuliah, saya tidak berfikir panjang, saya bekerja di perusahan swasta yang tidak peduli siapa pemilik nya. initinya saya bekerja untuk mencari nafkah. dua tahun ditempat tersebut, saya mulai berfikir, jadi saya mati matian bekerja ini adalah untuk kepentingan pemiliki. setiap tahun bisnisnya naik, revenue bertambah, investasi bertambah, dan income bersihnya tumbuh. dan saya, ya saya mendapat penghasilan sebagaimana bentuk relationship saya dengan perusahaan sebagai pekerja. lalu saya bertanya, apa hidup saya seperti ini, sebagai bisnis development mengembangkan bisnis perusahaan yang saya tidak tahu value dan visi hidup dari si pemilik seperti apa. 

singkat cerita, sepertinya ini salah, dampak pekerjaan yang saya lakukan tidak memiliki pengaruh ke masyarakat, hasil nya hanya terbatas dapat dinikmati oleh perusahaan, pemilik dan saya sendiri. akhirnya saya putuskan untuk mencari perusahaan negara... dengan tujuan mulia.. bekerja untuk saya dan Negara saya.

percaya atau tidak, tujuan atau visi kita bekerja "mentrigger" passion kita dan semangat kita. karir, kemampuan, exposure akan datang dengan sendirinya manakala kita bekerja dengan passion. saya sadar itu, dan saya terapkan itu. dan sekarang saya bekerja untuk negara, penuh passion dan etos tinggi yaitu untuk negara.

setahun, dua tahun.... iya, kenapa hanya dua tahun? hasil laba rugi dan neraca dari perusahaan negara tentunya adalah milik negara dan menjadi "revenue stream" negara. namun apa yang saya lihat, saya rasakan, saya cermati di Perusahaan Negara ini kok berbeda. walaupun semangatnya sama, bekerja keras, menumbuhkan perusahaan, dan memperbanyak bisnis. namun juga memperbanyak bisnis kita untuk sendiri.... setiap "oknum" berusaha keras bekerja tapi tujuannya lain, yaitu mendapatkan bisnis untuk dinikmati sendiri didalam bisnis perusahaan. nah, kok jadi begini... etos kerja pun juga tidak terlalu cepat, toh perusahaan juga tidak mungkin rugi, negara sangat besar, apalah artinya rugi dari perusahaan ini. jadinya, etos dan budaya kerja yang tidak maksimal, tingkat prudent sedikit diabaikan, pun dilakukan dengan tujuan sebagai bentuk birokrasi yang membuat lamban pengambilan keputusan dan hanya untuk mengalihkan resiko pribadi. 

jujur, sangat disayangkan sekali, banyak hal yang bisa diurus, dikerjakan, dan dihasilkan untuk perusahaan, namun tidak dilakukan dengan upaya maksimal. dan memang membuat sangat "nyaman". hal inilah kembali menelisik saya, untuk berfikir ulang, bekerja untuk siapa??

memang tidak ada sesuai yang sempurna, bahkan ketika kembali pindah ke perusahaan swasta. namun, at least... kita masuk punya akar pikiran yang idealis. menentukan dulu perusahaan apa yang kita minati, siapa owner nya, bagaimana value, seperti apa business process didalamnya, baru kita join dengan maksimal passion dan effort. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline