Masjid merupakan pusat kegiatan keagamaan sekaligus sosial bagi masyarakat sekitarnya. Berbagai kegiatan ibadah maupun pendidikan dilakukan di masjid. Kebutuhan dana untuk berbagai kegiatan di masjid biasanya berasal dari infak dan sodaqoh jamaah. Pengurus masjid biasanya juga mendapatkan gaji dari dana jamaah. Apabila pengurus masjid bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari usaha lain dengan memanfaatkan sumberdaya di sekitarnya, tanpa meninggalkan tugas-tugas sebagai pengurus masjid akan lebih baik.
Sekitar kampus Universitas Lancang Kuning terdapat Masjid Ash Shiddiq yang terletak di Kelurahan Umban Sari Kecamatan Rumbai Pekanbaru yang lingkungannya/lahannya memiliki potensi utnuk pengembanan budidaya lebah madu. Mesjid tersebut memiliki lahan yang ditanami berbagai jenis tanaman, seperti buah-buahan, tanaman hias, kelapa, tanama kehutanan dan lain sebagainya. Jenis tanaman tersebut cukup potensial sebagai pakan lebah madu
Beternak lebah madu jenis kelulut (Trigona sp) dapat dilakukan dengan relatif mudah oleh masyarakat, dengan syarat terdapat tanaman sumber pakan lebah yang cukup bagi lebah tersebut. Lebah kelulut yang diternakkan dapat menghasilkan madu dengan harga cukup tinggi. Selain madu, lebah kelulud juga dapat menghasilkan propolis mentah, yang apabila diolah lebih lanjut akan menjadi propolis yang bernilai ekonomi tinggi.
Beternak lebah madu membutuhkan pengetahuan dan keterampilan agar hasilnya baik. Pengetahuan yang perlu dimiliki adalah tentang biologi lebah dan sumber pakannya. Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki adalah teknik pemeliharaan, pemanenan dan sebagainya. Melalui pelatihan dan pendampingan didapatkan pengetahuan dan ketampilan. Oleh karena itu tim IbM Fakultas Kehutanan dan Sains Universitas Lancang Kuning Pekanbaru memberikan kegiatan pelatihan dan pendampingan. Kemitraan antara tim pengabdian dengan pengurus masjid dalam kegiatan beternak lebah madu diharapkan dapat meningkatkan penghasilan pengurus masjid Ash-Shiddiq. Pengurus masjid tersebut merupakan anak-anak muda yang bersemangat dan giat bekerja, sehingga diharapkan kegiatan ini akan berhasil dengan baik.
Permasalahan yang dapat menghambat program tersebut, antara lain adalah sebagai berikut : Mitra masih terbatas pengetahuannya tentang budidaya lebah madu Trigona sp.; Mmitra masih terbatas pengetahuannya tentang jenis tanaman yang ditanam sebagai sumber pakan lebah; Mitra belum memiliki bibit tanaman sebagai sumber pakan lebah.
Solusi yang ditawarkan ; Sosialisasi tentang konsep “budidaya lebah madu Trigona sp”.; Pendampingan awal “budidaya lebah madu”; Pendampingan awal cara panen lebah madu Trigona; Pendampingan awal penanaman tanaman sebagai sumber pakan lebah. Kegiatan IbM ini mempunyai luaran: Terjadi peningkatan pengetahuan mitra tentang konsep budidaya lebah madu; Mitra memiliki keterampilan dalam melakukan budidaya lebah madu; Mitra memiliki kemampuan untuk memanen lebah madu; Mitra memiliki kemampuan memilih dan menanam jenis tanaman yang sesuai sebagai sumber pakan lebah madu.
Tahapan kegiatan IbM antara lain : sosialisasi, praktek, pendampingan dan evaluasi kegiatan. Terjadi peningkatan pengetahuan mitra sebesar rata-rata 58%. Nilai peningkatan pengetahuan mitra termasuk cukup baik. Pada awalnya mitra belum mengetahui tentang pengelolaan budidaya lebah madu kelulut. Namun dengan adanya kegiatan sosialisasi mitra menjadi paham. Saat ini mitra telah berhasil memanen madu dengan kuantitas dan kulaitas cukup baik. Hasil panen (madu kelulut) telah dijual ke jamaah masjid dan masyarakat sekitar. (Hadinoto, Eni Suhesti)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H