Lihat ke Halaman Asli

Hadifah IkraminaJasmi

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Sistem Pendidikan Matematika di Negara Indonesia dan Korea Selatan

Diperbarui: 29 Juni 2023   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

freepik.com

Pendidikan merupakan aspek yang mendasar untuk meningkatkan kualitas suatu negara yang dapat dilihat dari kemampuan berpikir kritis,kemampuan dalam melakukan pemecahan masalah, dan terampil dalam interaksi sosial budaya. Kemajuan pendidikan di suatu negara dapat dipengaruhi oleh kurikulum pendidikan yang dibangun oleh sistem di negara tersebut.

Salah satu negara yang berkembang pesat dari negara berkembang menjadi negara maju yaitu Korea Selatan yang telah mengalami perkembangan berkat semangat hidup warganya yang rajin bekerja. Korea selatan memiliki kebijakan pendidikan, termasuk bidang matematika yang diakui oleh matematikawan dunia dengan jumlah publikasi 5000 artikel matematika di jurnal internasional. Sedangkan Indonesia masih berada dalam suatu grup secara internasional.

Sistem pendidikan matematika di negara Indonesia dan Korea Selatan mengalami perbedaan yang sangat jauh dikarenakan kurikulum di Korea selatan menekankan kepada pemanfaatan teknologi dengan menguasai IPTEK sebagai bekal di dunia kerja serta sekolah diberikan hak untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan budaya lokal.Sedangkan di Indonesia memiliki sistem pendidikan matematika yang bersifat sentralistik dimana kelulusan siswa dipengaruhi oleh BNSP dan otonomi daerah belum memberikan penyediaan anggaran pendidikan secara penuh.

Pemerintah Korea Selatan mengutamakan Matematika sebagai poin utama yang wajib dipelajari oleh siswa dengan implementasi pembelajaran yang aktif dan efesien berkaitan praktik dalam kehidupan sehari -- hari yang dapat meningkatkan minat siswa dalam bidang matematika. Sebagai contoh yang berkaitan penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari, termasuk menghitung jarak rumah ke sekolah, pengetahuan waktu masuk sekolah dan pulang sekolah, serta menghitung berat benda, dan sebagainya.

Diperlukan program pendidikan sekolah bangunan di Indonesia agar siswa dapat belajar sesuai rencana dan terpantau dengan baik. Perlu dilaksanakan alokasi dana pendidikan sebesar 20% disahkan oleh UU Sisdiknas No. 20/2003 . Hal ini krusial mengingat mutu pendidikan terkait erat dengan tekad pemerintah yang tercermin dalam jumlah dana yang dialokasikan untuk pendidikan. 

Dengan dana pendidikan yang memadai, berbagai upaya pemajuan mutu dan kuantitas pendidikan dapat diwujudkan, termasuk penyediaan sekolah gratis. Pendidikan matematika harus ditanamkan nilai kejujuran dan ketepatan waktu. Walaupun kurikulum pendidikan di suatu negara sangat baik, itu tidak berguna kecuali didukung oleh kesadaran pribadi penyelenggara pendidikan untuk menciptakan budaya yang mendukung kelancaran arus pendidikan itu sendiri.

Sumber :

(Yaniawati et al., 2020)Yaniawati, P., Kariadinata, R., Sari, N. M., Pramiarsih, E. E., & Mariani, M. (2020). Integration of e-learning for mathematics on resource-based learning: Increasing mathematical creative thinking and self-confidence. International Journal of Emerging Technologies in Learning, 15(6), 60--78. https://doi.org/10.3991/ijet.v15i06.11915




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline