Hari ini adalah hari minggu kedua para pedagang pasar kaget atau pasar rakyat di sepanjang jalan Tegar Beriman tidak boleh berjualan. Setahu saya pasar kaget ini telah ada sejak sepuluh tahun lalu ketika saya masih bujangan dan tinggal bersama orang tua di Pabuaran Bojonggede. Sekarang saya tinggal di kota Bogor bukan kabupaten tapi masih sering melawati jalan-jalan di kabupaten Bogor. Bagi mereka yang tinggal di Citayam, Bojonggede, Cibinong, Citereup, Keradenan, sekitar Depok dan Kota Bogor mereka menyebutnya pasar pemda. Pernah pasar ini memenuhi sepanjang jalan tegar beriman, yaitu dari lampu merah keradenan sampai lampu merah di jalan raya Bogor, Cibinong. Namun beberapa tahun belakangan ini dari arah lampu merah keradenan sampai pertengahan jalan Tegar Beriman tidak diperbolehkan untuk menggelar barang dagangannya.
Setahu saya hampir di tiap daerah ada pasar kaget, pasar rakyat, pasar jongkok atau apapun namanya. Di tempat ini adalah ajang bertemunya pedagang kecil dan pembeli dari golongan menengah kebawah. Namun ada juga kalangan menengah ke atas yang sekedar mencari kuliner tradisional di pasar-pasar kaget. Begitu banyak orang yang tertolong dengan adanya pasar rakyat ini. Ada pedagang makanan, hasil home industri, pakaian, perlengkapan mobil dan motor dan lain-lain. Begitu juga mereka yang menawarkan jasa parkir kendaraan sepanjang jalan dimana penjual dan pembeli itu bertemu. Singkatnya ada kegiatan ekonomi yang menggliat. Kalau soal mengganggu ketertiban, saya kira tidak juga karena pasar ini hanya seminggu sekali dan itupun tidak seharian penuh, berbeda dengan pasar tumpah. Untuk masalah sampah, mereka membayar restribusi untuk kebersihan. Jadi kenapa dilarang?
PEMKAB BOGOR DZOLIM
Pemerintah kabupaten Bogor benar-benar dzolim dengan melarang para pedagang yang hanya berjualan seminggu sekali di area yang sudah bertahun-tahun mereka tempati. Sadarkah para pejabat pemkab Bogor bahwa dibanding Jakarta, Tangerang dan Bekasi, upah buruh (kabupaten) Bogor adalah yang terendah. Siapa tahu diantara ratusan pedagang yang mencari untung tersebut adalah para buruh yang ingin menambah penghasilan. Hari ini satpol PP dibantu polisi mengahadang para pedagang yang sudah siap menggelar dagangannya di pintu masuk dari arah keradenan maupun jalan raya Bogor. Polisi yang katanya pengayom masyarakat telah dijadikan alat penguasa untuk melarang rakyatnya yang akan melakukan kegiatan bisnis yang legal. Dapat dipahami kenapa polisi dibenci rakyat. Ketika jalanan kusut tak ada satu polisipun yang nampak tapi mau saja digunakan pengusaha untuk 'menyakiti' hati rakyat. Tadi pagi saya melihat jumlah aparat kepolisian yang cukup banyak.
EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF BERMAIN MATA DENGAN PEMILIK MODAL?
Ketika rakyat keleleran mencari sesuap nasi kemana para politisi daerah (anggota DPRD) yang selalu membawa nama rakyat? Saya punya kecurigaan besar bahwa aparat pemerintah (eksekutif) dan para anggota DPRD (legislatif) telalh 'dijinakan' pemilik modal besar untuk mengkondisikan agar jalan Tegar Beriman bersih dari pedagang pasar kaget. Hal ini dapat dilihat karena sebuah shoping center besar dalam tahap pembangunan di ujung jalan menuju jalan Raya Bogor. Di arra itu akan ada hypermarket besar lengkap dengan brand-brand internasional besar, yang tentu saja punya kapital yang besar.
KEMANA PDI-P DAN GOLKAR?
Saya sering melewati jalan tegar beriman dan beberapa bulan yang lalu sering membaca spanduk milik PDI-P yang berbunyi : 'Berbelanjalah di pasar tradisional' lengkap dengan gambar logo partai dan ketua umumnya. Kemana sekarang suara PDI-P? Dimana pembelaan partai wong cilik ini ketika rakyatnya menjerit? Oh ya, wakil bupati Bogor berasal dari PDI-P. Jadi silakan nilai sendiri posisi PDI-P di kabupaten Bogor. Sementara itu tadi pagi saya melihat begitu banyak gambar Aburizal Bakrie diumbul-umbul sepanjang jalan tegar beriman. Calon presiden dari partai yang mengatasnamakan suara rakyat dan peduli pada usaha kecil apakah tahu bahwa jalan yang sekarang dipancangi poster-poster dirinya telah menjadi daearah stereil dari rakyat kecil?
KABAR GEMBIRA BAGI PESAING RAHMAT YASIN
Buat saya pribadi Bupati Bogor sekarang, Rahmat Yasin termasuk berhasil dalam membangun infrasturktur di kabupaten Bogor. Namun dengan kebijakan ini dia telah melakukan blunder besar. Ketika pemilihan bupati Bogor tinggal beberapa bulan kedepan, bukannya mendekati rakyat malah menyakiti hati rakyat. Entah belajar dari pilkada DKI Jakarta atau tidak, sekarang kandidat yang tidak pro rakyat akan gigit jari. Kenapa dukungan begitu besar untuk Jokowi, itu karena dia memang pro rakyat, pro pasar rakyat dan pro pasar tradisional. Jadi ini adalah kabar gembira bagi pesaing Rahmat Yasin untuk maju dan menang dengan mengedepankan isu pasar rakyat. Saya berharap kandidat itu berasal dari jalur independen karena partai besar sudah 'berselingkuh' dengan pengusaha besar dalam kasus pasar kaget ini.
NB : mohon rekan-rekan yang tinggal di kabupaten Bogor untuk bersatu agar kita dapat membantu para pedagang pasar kaget bisa menggelar dagangannya yang seminggu sekali itu dengan menuliskan kritik ini di media-media sosial atau blog. Jikalaupun gagal, minimal bupati Bogor berikutnya akan mengijinkan mereka berjualan lagi.