Lihat ke Halaman Asli

TV Golkar, TV Nasdem dan KPK

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Saya pernah menulis di sini dulu kasihan Partai Demokrat yang nggak punya media. Ketika kadernya ada yang tersangkut korupsi, habislah reputasi partai ini karena media (terutama tv) suka sekali dengan berita-berita soal korupsi. Nah, publik udah pada tau kalau pemilik media sekarang adalah para politisi yang punya agenda kepentingan masing-masing. Yang jelas ada dua kekuatan media yang dua-duanya di satu sisi 'menyerang' partai pemenang pemilu tahun 2009 beserta presiden-nya, dan di sisi lain berusaha saling menjatuhkan. Media itu adalah TV One dan ANTV di pihak Bakrie (GOLKAR) berhadapan dengan Metro tv dan MNC group (RCTI, MNC TV dan global TV) milik Surya Paloh dan Hary Tanoe (NASDEM).

Kalau berita-berita tentang lumpur lampindo Metro TV getol banget mberitain karena itulah salah satu senjata menyerang Bakrie. Trus bagaimana TV One membalasnya? Ketika KPK menggledah kantor Bakti Investama di menara MNC Kebon Sirih TV One membahasnya dengan mengundang narasumber yang muaranya menyerang Hary Tanoe CS yang mau modalin para calegnya. Walaupun TV One berusaha berimbang dengan mewawancara pengacara Hary Tanoe tetap saja redaksionalnya tetap menggiring opini bahwa partai Nasdem sedang butuh duit banyak buat dan terjadilah kasus penggelapan pajak itu. Sebagai ce-esan Hary Tanoe tentu saja TVnya Paloh berusaha nggak mau mbahas penggeledahan KPK ke kantor MNC TV. Padahal biasanya ini tv paling getol dengan berita-berita korupsi.

Kemarin ketika Hary Tanoe dimintai keterangan di kantor KPK Metro TV tidak memberitakan sama sekali (koreksi kalau saya salah). Hary Tanoe sendiri sangat marah dengan ulah KPK  dalam kasus ini. Walaupun dia nggak ngomong langsung tapi running text di Global TV jelas sekali menggiring opini para pemirsa bahwa pemeriksaan KPK ini bersifat politis (halloww pak Hary, katanya mau jadi politisi..) Dalam running text Global TV para redaktur berita yang bekerja untuknya berusaha cari excuses buat mbela bos-nya. Intinya kalau politisi dari partai lain diperiksa KPK dikupas tuntas tapi kalau yang 'satu ini' dibela atau disembunyikan.

Siang ini KPK memberitakan tentang penangkapan salah seorang anggota DPR komisi delapan dari partai Golkar dalam kasus korupsi pengadaan kitab suci Al-Quran. Seperti yang saya duga, metro TV memberitakan dengan sangat detail ditambahkan dengan opini yang intinya anggota DPR itu harus dipermalukan karena telah melakukan korupsi kitab suci. Bagaimana dengan TV One? TV ini lagi sibuk mberitain pencapresan Ical. Dan sebelumnya Ical udah wanti-wanti supaya kader Golkar jangan bikin blunder. Nah pasti kasus blunder politisi Golkar ini akan sedikit mengotori rapimnas partai Golkar di Bogor hari ini, jadi TV One berusaha bukan yang terdepan mewartakan yang beginian.

Kalau Anda seorang politisi dari partai yang punya media, terutama TV, beruntunglah Anda. Karena kemungkinan Anda akan survive dan exist lebih lama. Maka tahun 2014 adalah perang TV Golkar dan TV Nasdem. Dan mudah-mudahan rakyat nggak bodoh-bodoh amat...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline