Lihat ke Halaman Asli

Hadian Mukhlisha Irfani

BIM and CPM Designer (Mahasiswa Magister Teknik Sipil UII Yogyakarta)

Revolusi Desain Bangunan: Sinergitas Teknik Sipil dan Arsitektur Mewujudkan Keajaiban Dunia Maya!?

Diperbarui: 16 Agustus 2024   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: irfanihome.archin

Oleh. Hadian M. Irfani

Industri konstruksi dan desain bangunan di Indonesia sedang mengalami perubahan revolusioner seiring dengan berkembangnya teknologi dan inovasi. Dalam konteks ini, sinergitas antara teknik sipil dan arsitektur membentuk harmoni yang menciptakan keajaiban dunia maya ke dalam realitas fisik.

Secara tradisional, teknik sipil dan arsitektur dipandang sebagai dua bidang yang terpisah. Teknik sipil berfokus pada aspek struktural, sementara arsitektur lebih menekankan pada estetika dan fungsi ruang. Namun, di Indonesia, tren baru memperlihatkan keterkaitan yang erat antara kedua disiplin ini, menekankan pentingnya kerjasama untuk mewujudkan proyek yang tidak hanya kuat secara struktural tetapi juga indah secara visual.

Penggunaan teknologi canggih seperti BIM (Building Information Modeling) telah menjadi standar dalam pendekatan desain dan konstruksi modern. Di Indonesia, teknologi ini membantu para profesional untuk berkolaborasi lebih efisien dan efektif, memungkinkan visualisasi digital proyek sebelum konstruksi dimulai.

Integrasi BIM dalam proyek di Indonesia telah membuka jalan bagi desain yang lebih inovatif dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Contohnya, dalam pembangunan gedung pencakar langit di Jakarta, penggunaan BIM memungkinkan pengoptimalan struktur yang tahan gempa, sambil tetap memperhatikan estetika yang menarik dan representatif budaya Indonesia.

Gambar: irfanihome.archin

Selain itu, perhatian terhadap aspek keberlanjutan menjadi hal penting dalam setiap proyek. Teknik sipil dan arsitektur bekerja sama untuk menciptakan bangunan yang efisien energi dan ramah lingkungan. Proyek green building di Indonesia semakin meningkat, dengan penggunaan material daur ulang dan teknologi hemat energi yang canggih.

Perkembangan teknologi VR (Virtual Reality) dan AR (Augmented Reality) juga telah membawa perubahan besar dalam cara desain bangunan dihasilkan dan dipresentasikan. Di Indonesia, teknologi ini memungkinkan arsitek dan insinyur untuk menciptakan pengalaman interaktif bagi klien, memvisualisasikan ruang secara real-time, dan melakukan penyesuaian sebelum konstruksi dimulai.

Arsitek dan insinyur sipil di Indonesia kini memiliki alat yang lebih baik untuk mengeksplorasi ide-ide kreatif mereka. Mereka tidak lagi terbatas pada gambar 2D tetapi dapat membuat model 3D yang lebih mendalam. Hal ini membantu dalam perencanaan yang lebih detail dan pengiriman proyek yang lebih akurat.

Transformasi digital juga memainkan peran penting dalam proses manajemen proyek. Manajemen konstruksi kini lebih terorganisir dengan bantuan aplikasi dan perangkat lunak khusus yang memungkinkan pantauan real-time terhadap progres proyek, biaya, dan jadwal. Di Indonesia, digitalisasi ini membantu mengurangi risiko overbudget dan keterlambatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline