Lihat ke Halaman Asli

Hadi Aldo ( NIM 67120010011 )

Doktor Management @Mercu Buana

Peranan The Fed (Bank Sentral AS) dalam Dampak Covid-19

Diperbarui: 4 Juni 2021   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) gigih menolak menganggap diri sebagai bank sentral dunia. Boleh jadi itu sangat disayangkan, mengingat dengan anggapan itu The Fed bekerja cukup baik. Salah satu keberhasilannya adalah stabilisasi dolar sebagai mata uang cadangan dunia.
Dolar menanjak lebih 8% terhadap sekeranjang mata uang utama antara 8 hingga 20 Maret, saat wabah covid-19 membuat panik investor. Namun kini, greenback relatif kembali ke posisi semula di awal tahun, saat pasar belum dibuat guncang oleh wabah virus yang bermula di China akhir tahun lalu itu.
Harus diakui, bank sentral masing-masing negara biasanya hanya menyibukkan diri dengan pasokan uang negara mereka sendiri, yang terdiri dari klaim deposan pada bank-bank negara
Bank-bank sentral biasanya menyibukkan diri dengan pasokan uang negara mereka sendiri, yang terutama terdiri dari klaim deposan pada bank-bank di negara itu. Tetapi pasokan dolar jauh melampaui batas negara.
Jumat (19/6) kemarin, empat bank sentral utama yang menggunakan jalur pertukaran dolar darurat (emergency dollar swap lines) Federal Reserve akan mengurangi operasi tersebut, sebagai tanda bahwa sistem keuangan global kembali sehat setelah krisis likuiditas Maret.
Keempat bank - Bank Sentral Eropa (ECB), Bank of England (BoE), Bank of Japan (BoJ), dan Swiss National Bank mengatakan bahwa mereka akan menawarkan pendanaan dolar jangka pendek melalui jalur swap Fed hanya tiga kali seminggu, dari sebelumnya setiap hari. Mereka mengatakan bahwa langkah tersebut, efektif mulai bulan depan, adalah hasil dari permintaan yang rendah pada lelang baru-baru ini dan peningkatan dalam kondisi pendanaan dolar.
The Fed memulihkan garis ini pada bulan Maret setelah permintaan global untuk greenback melonjak pada tahap awal pandemi, menciptakan pengetatan persediaan dolar yang parah. Di bawah pengaturan tersebut, Fed memberikan dolar langsung ke bank sentral luar negeri dengan imbalan mata uang lokal. Bank-bank itu kemudian meminjamkan dolar kepada bank-bank komersial lokal.
Keputusan bersama untuk mengecilkan operasi swap Fed menunjuk pada menyusutnya permintaan untuk mata uang cadangan dunia itu karena investor keluar dari taruhan safe haven, dan meningkatkan kepercayaan di antara bank-bank sentral, kata George Saravelos, kepala riset valas global di Deutsche Bank.
Intervensi Fed memainkan peran penting dalam memperlambat lonjakan nilai tukar dolar dan mengurangi aksi jual di pasar ekuitas. "Investor sekarang lebih nyaman dengan pendanaan dolar berbasis pasar," kata Saravelos.
Permintaan untuk dolar murah memuncak pada 27 Mei, ketika bank sentral dunia memiliki outstanding pinjaman senilai USD449miliar kepada The Fed, dengan ECB, BoE dan BoJ memegang hampir 90 persen dari dolar. Permintaan sejauh ini masih di bawah level yang terlihat selama krisis keuangan global, ketika The Fed memasok USD583 miliar likuiditas kepada mitranya di luar negeri.
Sejak awal bulan, barisan bank sentral itu telah mengurangi jumlah yang ditarik dari fasilitas swap Fed dan mulai membayar kembali pinjaman yang mereka ambil pada awal krisis. Pada 19 Juni, eksposur ECB setara dengan 30 persen kepemilikannya di puncak permintaannya, sementara jumlah keseluruhan yang terutang kepada Fed telah menurun menjadi USD279,5 miliar.
Minggu depan, bank sentral Korea Selatan dan Meksiko harus memutuskan apakah akan memperbarui kontrak tiga bulan mereka dengan The Fed yang masing-masing akan berakhir pada 25 dan 26 Juni. Ada tanda-tanda bahwa permintaan baru dari kedua negara melambat, karena tidak ada yang menarik dolar melalui perjanjian baru dalam dua minggu terakhir.
Pada bulan Maret, The Fed mengatakan fasilitas swap line akan tetap seperti saat ini, setidaknya selama enam bulan. ECB, BoE, BoJ dan SNB mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka "siap untuk menyesuaikan" tingkat kegiatan mereka tergantung pada kondisi pasar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline