Momen perpisahan itu mengharukan. Terkadang sulit diterima. Sulit untuk sekadar tegar menghadapinya.
Dalam bahasa mereka yang puitis, tidak mudah menjadi seperti langit yang merelakan setiap tetesan air hujan yang jatuh, meski ia tahu tidak akan ada tetes yang kembali.
Tapi, perpisahan tidak bisa dihindari. Akan selalu ada perpisahan setelah ucapan selamat datang. Seperti bunyi kalimat bijak, selalu ada akhir dari setiap awal. Dan, berpisah berarti siap menjalani hari-hari penuh rindu.
Keharuan itu yang saya dan juga pecinta bulu tangkis rasakan ketika kemarin mendapati kabar pelatih ganda campuran bulu tangkis Indonesia, Richard Mainaky memutuskan pensiun dari PP PBSI (Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia).
Richard menyatakan akan pensiun melatih per 27 September mendatang.
Dilansir dari beberapa media daring dan akun Instagram yang rutin mengabarkan informasi bulu tangkis, Richard menyampaikan dirinya telah mengucapkan secara lisan keinginannya untuk pensiun.
"Secara lisan, sudah pekan lalu saya ungkapkan keinginan untuk pensiun ke Rionny Mainaky (Kabid Binpres PBSI) dan Alex Tirta (Ketua Harian PBSI)," kata Richard dikutip dari ina_badminton.
Kembali ke Manado, mengurus rumah makan bersama keluarga
Menurut Richard, niatan mundur itu sebenarnya sudah dirancangnya selepas Olimpiade 2020.
Namun, karena Olimpiade 2020 diundur dan digelar di tahun 2021 karena dampak pandemi Covid-19, keputusannya untuk pensiun itupun ikut mundur.