Lihat ke Halaman Asli

Hadi Santoso

TERVERIFIKASI

Penulis. Jurnalis.

Chelsea, Tuchel, dan Harapan Repetisi "Pecat Pelatih Berbuah Trofi"

Diperbarui: 23 Februari 2021   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Thomas Tuchel akan memimpin Chelsea menghadapi Atletico Madrid di leg I babak 16 besar Liga Champions, Selasa (23/2) malam waktu Eropa atau Rabu (24/2) dini hari waktu Indonesia/Foto: Kompas.com

SEHARI setelah Thomas Tuchel ditunjuk menjadi pelatih Chelsea untuk menggantikan Frank Lampard, sebuah meme kocak beredar di sosial media. Meme lucu tentang ketiga nama itu. Lampard. Tuchel. Chelsea.

Lampard digambarkan memesan dua robot berharga mahal. Robot itu dipesan dari Jerman. Nama robot tersebut: Kia Havertz dan Timo Werner. 

Yang terjadi, Lampard ternyata tidak paham menyusun dua robot dari Jerman itu. Robot itu malah tak berfungsi sebagaimana semestinya. Padahal dibeli dengan harga sangat mahal.

Hilang kesabaran, juragan Chelsea, Roman Abramovich akhirnya memecat Lampard. Dia diberhentikan. Abramovich lantas menengok beberapa daftar pelatih yang sedang menganggur. Dipilihlah Tuchel (47 tahun).

Pertimbangannya, Tuchel orang Jerman. Tidak seperti Lampard yang asli Inggris. Karena orang Jerman, dia diharapkan bisa memfungsikan dua robot baru tersebut.

Di kehidupan nyata, pemecatan Lampard itu menuai pro dan kontra. Utamanya di kalangan fans Chelsea. Mereka yang pro dengan keputusan Abramovic, menilai Chelsea memang butuh perubahan. Butuh pelatih yang memiliki CV hebat.

Lampard dianggap belum mampu membawa Chelsea bersaing menjadi juara di Premier League musim 2020/21. Padahal, dia dibekali dana besar dan banyak pemain baru berkualitas. Selain Havertz dan Werner, ada Ben Chilwell, Thiago Silva. Termasuk Hakim Ziyech.

Sementara mereka yang kontra dengan keputusan pemecatan tersebut, menganggap Chelsea kurang sabar. Tim London itu hanya mau yang pragmatis. Bahkan, Lampard yang merupakan legenda dan top skor sepanjang sejarah Chelsea, diperlakukan 'jahat' oleh manajemen.

Toh, mereka yang mendukung dan menentang itu sejatinya memiliki harapan yang sama. Mereka ingin Chelsea tampil bagus di periode sisa musim 2020/21 ini. Mereka ingin Chelsea bisa meraih trofi yang masih mungkin untuk diraih.

Merujuk pada harapan itu, semua fans Chelsea rasanya kini satu suara mendukung Tuchel. Sebab, 'wajah' Chelsea memang berubah sejak dilatih oleh Tuchel. Mereka bukan lagi tim yang labil seperti dulu.

Chelsea punya bekal bagus hadapi Atletico Madrid di Liga Champions

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline