Bagaimana rasanya bila ketika tengah tertidur lelap, mendadak atap plafon di kamar ambruk dan menghantam muka kita?
Membayangkannya saja mengerikan apalagi bila terjadi beneran.
Namun, bayangan mengerikan itu mendadak muncul dalam pikiran. Saya mendadak mengandaikan bagaimana rasanya bila kemungkinan itu terjadi.
Itu setelah kejadian yang menimpa tetangga saya. Plafon kamarnya ambruk pada malam hari.
Untungnya tidak ada korban jiwa. Sebab, ketika tahu plafon kamar sudah retak, mereka tidak menggunakan kamar utama tersebut. Mereka tidur di kamar kedua. Bersama kedua anak mereka yang masih bocah.
Dari plafon tetangga yang ambyar itu, saya jadi tahu. Ternyata, tidak semua tiang penyangga bangunan rumah ini memakai galvalum. Untuk penyangga plafon ternyata memakai kayu.
Sebab, tetangga saya bilang, kayu penyangga plafon tersebut sudah lapuk dimakan rayap. Terlebih dengan kondisi kamar yang lembab, rayap bisa semakin asyik melahap kayu itu.
Demi mengetahui kabar itu, saya wajib waspada. Saya khawatir. Sebab, bukan tidak mungkin, apa yang dialami tetangga sebelah rumah tersebut, juga terjadi pada saya.
Pertama karena bangunan rumah saya sudah berusia 10 tahun. Kedua, rumah saya juga memiliki riwayat dengan rayap.
Satu lemari pernah ludes jadi santapan rayap. Keberadaan lahan kosong di sebelah rumah boleh jadi membuat rayap lebih mudah masuk ke rumah.
Kekhawatiran itu terjadi. Sekira dua pekan lalu, plafon di kamar kedua rumah saya mendadak retak lumayan parah. Juga muncul rute garis semacam peta di film kartun anak-anak.