Lihat ke Halaman Asli

Hadi Santoso

TERVERIFIKASI

Penulis. Jurnalis.

Tak Harus Begadang untuk Menulis Ulasan Bola yang 'Gurih'

Diperbarui: 25 Agustus 2020   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begadang demi menyaksikan langsung pertandingan sepak bola menjadi hal yang penting dalam menulis review sepak bola. | Sumber: rowpixel


Gelaran Liga Champions 2019/20 berakhir, Senin (24/8) kemarin. Kita tahu, tim Jerman, Bayern Munchen jadi juara usai menang 1-0 atas Paris Saint Germain (PSG) dari Prancis. Ini gelar keenam Bayern di kompetisi paling elit di Eropa itu.

Berakhirnya gelaran Liga Champions 2019/20 tersebut sekaligus mengakhiri serial begadang para pecinta bola. Sejak 12 Agustus lalu hingga final kemarin, memang banyak pecinta bola yang rela mengurangi waktu tidur atau sengaja bangun pukul 02.00 pagi demi bisa menyaksikan langsung Liga Champions.

Diubahnya format babak perempat final hingga final yang dulunya dikemas home and away (kandang dan tandang) menjadi single match (satu pertandingan) ala turnamen imbas dari pandemi yang belum usai, membuat pecinta bola seperti menikmati Liga Champions "rasa Piala Eropa".

Apalagi, UEFA juga memampatkan jarak waktu pertandingan ke pertandingan lainnya. Tidak seperti dulu yang berjarak dua pekan antara laga perempat final pertama ke yang kedua. Kali ini, empat laga perempat final digelar dalam empat hari. Artinya, selama empat hari beruntun, ada pertandingan perempat final.

Begitu pula pertandingan semifinal yang digelar berurutan pada 18 dan 19 Agustus lalu. Itupun hanya berjarak tiga hari usai perempat final. Termasuk jarak ke final yang hanya tiga hari.

Itu jadwal yang mengasyikkan bagi para pecinta bola yang doyan begadang. Sebab, mereka bisa mengatur jadwal nontonnya. Hari yang berdekatan membuat mereka tidak sampai lupa jadwal karena saking lamanya menunggu seperti dulu.

Nah, selama gelaran babak perempat final hingga final, ada banyak tulisan di Kompasiana yang mengulas keseruan Liga Champions. Bila dihitung, tulisan dengan kata kunci "Liga Champions 2020" jumlahnya mencapai ratusan.

Ada yang rajin menulis ulasan preview, ada yang mengulik review analisis pertandingan, ada pula yang berkisah tentang cerita sisi manusianya pemain dan pelatih, hingga kisah jatuh bangun tim kontestan perempat final Liga Champions.

Begadang dan menulis ulasan bola

Pekan lalu, saya tertarik dengan tulisan Kompasianer Mas Hamdali Anton berjudul "Saya Berhenti Menulis tentang Sepak Bola, Karena...".

Dalam tulisan tersebut, Mas Hamdali menyebut tiga alasan yang membuatnya (sementara) 'berhenti' menulis bola. Yakni karena sudah tidak kuat begadang, pelatih favorit sudah pensiun, dan pemain andalan ada di klub yang tidak diidolakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline