Apa nikmatnya ketika kita sedang berulang tahun?
Saya bukan orang yang menganggap momen hari jadi sebagai sesuatu yang luar biasa sehingga harus dirayakan bersama banyak orang.
Apalagi, saya kurang suka dengan kue ulang tahun yang tentu saja manis. Terlebih bila kuenya berukuran besar.
Di awal-awal berkeluarga, istri saya rutin membuat kejutan dengan membelikan kue ulang tahun untuk saya. Tentu saja itu kejutan yang menyenangkan.
Sebenarnya bukan kue besar yang tingginya sampai bermeter-meter seperti kue pernikahan para crazy rich di televisi itu. Ini kue secukupnya.
Bila seperti itu, cara terbaik untuk menghargai kejutan itu adalah dengan memakan kue tersebut.
Namun, saya palingan hanya kuat memakan kue itu maksimal dua potong. Itu cara saya menghargai kejutan istri. Selebihnya dimakan anak-anak dan istri memahami itu.
Tetapi memang, di momen hari jadi, bukan kue yang menarik bagi saya. Tapi, pelukan istri dan anak-anak sembari berucap "selamat ulang tahun ayah" sembari mengucap doa, itu bagian terbaiknya.
Tentu saja, pelukan dan ucapan penyemangat dari istri itu tidak hanya datang setahun sekali di hari ulang tahun. Di rumah, ia bisa hadir setiap pagi. Apapun kondisinya.
Tentang doa di hari jadi
Bagian lain yang paling menyentuh bagi saya saat momen hari lahir adalah hadirnya doa-doa dari kawan-kawan yang mendadak muncul di laman media sosial saya.
Seperti Selasa, 4 Agustus kemarin. Sedari pagi, ruangan akun media sosial saya diramaikan oleh kemunculan doa-doa baik dari kawan-kawan.