Ada sebuah pepatah klasik yang berbunyi begini: 'semakin tinggi pohon, semakin lebat buahnya, dan semakin kencang angin menerpanya'.
Maknanya kira-kira, semakin kita bertumbuh dewasa, semakin banyak pelajaran dan pengalaman yang kita dapat, dan begitupun semakin banyak kita akan diuji.
Pepatah ini kiranya cocok untuk menggambarkan situasi yang tengah dialami klub top Inggris, Manchester United (MU) usai memastikan lolos ke Liga Champions musim 2020/21. MU akan kembali tampil di kompetisi elit Eropa yang pernah tiga kali mereka juarai.
Nah, keberhasilan MU lolos ke Liga Champions setelah di musim 2019/20 ini hanya menjadi penonton, jadi kabar 'seksi' bagi media. Pencapaian MU itu jadi perbincangan. Bahkan 'digugat'. MU dituding mendapat 'bantuan' dari pihak-pihak yang menginginkan mereka tampil kembali ke Liga Champions.
Benarkah?
Jawabannya kembali pada bunyi pepatah tersebut. Bahwa sebagai klub besar, terkenal, dan kaya gelar, 'angin' akan semakin kencang menghantam mereka. Sebab, meski pecinta mereka banyak, tetapi pembenci mereka juga tidak sedikit.
Karenanya, apapun yang terjadi pada MU, itu akan menjadi kabar yang bisa 'digoreng'. Bayangkan, berhasil lolos ke Liga Champions saja masih disorot. Apalagi bila MU gagal lolos. Mereka mungkin akan mengalami perundungan selama tujuh hari tujuh malam.
Rekor jumlah penalti
Bicara tudingan MU diuntungkan agar bisa lolos ke Liga Champions didasarkan pada fakta bahwa tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer ini menjadi tim yang paling sering mendapatkan penalti di Liga Inggris musim ini.
Total, MU mendapatkan 14 penalti di musim 2019/20 ini. Termasuk penalti yang menjadi gol pembuka kemenangan 2-0 atas Leicester yang memastikan mereka lolos ke Liga Champions, pada Minggu (26/7) malam.
Melansir dari ESPN, MU bahkan 'mengukir' rekor baru' untuk urusan tim yang mendapatkan penalti terbanyak dalam satu musim di Premier League. Tim peraih gelar terbanyak Liga Inggris ini melewati 'pencapaian' Leicester yang pernah mendapatkan 13 penalti saat jadi juara di musim 2015/16 serta Crystal Palace di musim 2004/05 silam.