Lihat ke Halaman Asli

Hadi Santoso

TERVERIFIKASI

Penulis. Jurnalis.

Olahraga Saat Ramadan, Perlu Asal Jangan Terlalu

Diperbarui: 10 Mei 2020   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga bersama anak-anak. Olahraga selama Ramadan tetap perlu, asal jangan terlalu. Terpenting menjaga kebugaran dan gembira./Foto : Hadi Santoso

Selama menjalani puasa hingga hari ke-17 Ramadan ini, apakah sampean (Anda) masih menyempatkan berolahraga? Ataukah berhenti sama sekali melakukan aktivitas olahraga karena merasa akan mengganggu puasa?

Setiap orang memang punya pemahaman berbeda bila berbincang perihal kaitan antara puasa dan olahraga. Pemahaman itulah yang menjadi dasar seseorang menganggap olahraga penting atau tidaknya untuk dilakukan selama berpuasa.

Bagi saya, berpuasa bukan berarti tidak berolahraga sama sekali. Semisal karena khawatir kelelahan ataupun dehidrasi. Kita tetap bisa berolahraga selama berpuasa. Tentunya dengan beberapa pertimbangan.

Semisal hanya melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki, senam peregangan, ataupun bersepeda santai agar tidak menguras tenaga. Durasinya juga bisa dipersingkat. Lebih pendek bila dibandingkan berolahraga di luar Ramadan.

Semisal bagi sampean yang terbiasa tidak tidur lagi selepas sahur dan sholat Subuh, bisa melakukan jalan kaki di pagi hari. Mumpung udaranya masih segar, berjalan kaki saat pagi bisa bikin badan bugar.

Atau bisa bersepeda santai saat sore menjelang berbuka puasa. Tidak perlu jauh-jauh. Semisal hanya di dalam kompleks perumahan. Atau bahkan mengubah sepeda menjadi sepeda statis. Sehingga, kita tetap bisa nggowes meski di rumah saja. Minimal badan bergerak.

Selain olahraga ringan itu, saya sebenarnya punya jadwal berolahraga tetap. Ada jadwal bermain bulu tangkis bersama tetangga se-kompleks perumahan setiap Senin malam.

Jauh sebelum puasa, kami sudah sepakat, jadwal bermain bulutangkis akan tetap berjalan selama Ramadan. Kami biasa bermain mulai pukul 20.00 hingga pukul 23.00 WIB. Jadi pas, setelah usai sholat tarawih. 

Badan juga sudah tidak kaget bila diajak bergerak mengayun raket karena sudah berlalu dua jam setelah berbuka puasa.

Namun, karena adanya penerapan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah tempat tinggal saya, agenda bermain bulutangkis saat Ramadan itupun batal digelar. Bukannya tidak ingin berolahraga, tapi kami juga ingin ikut menyukseskan pelaksanaan PSBB demi memutus rantai penyebaran Covid-19 di Sidoarjo. 

Mendadak jadi 'pelatih sepak bola' bagi anak-anak

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline