Apa yang membuat sampean (Anda) terdorong untuk menulis di Kompasiana?
Pastinya ada banyak ragam jawaban. Mungkin karena menjadikan Kompasiana sebagai ruang penyaluran untuk menulis. Di mana lagi bisa menayangkan sendiri tulisan bertema bebas tanpa disaring editor. Sehingga tulisannya pasti tayang. Belum lagi bonus bisa dibaca ribuan orang.
Mungkin karena niatnya ingin menambah penghasilan bulanan. Lha wong menulis di Kompasiana kini bisa dapat 'gaji' tiap bulan melalui K-Rewards. Belum lagi bila mengikuti tawaran lomba menulis dan memenangkan duit jutaan.
Mungkin karena niatnya ingin 'jualan diri' alias personal branding di Kompasiana. Maksudnya, mempromosikan kemampuan kita dalam menulis lantas dibagikan kepada banyak orang. Siapa tahu, orang yang membaca tulisan-tulisan kita, kelak tertarik mengajak bekerja sama.
Menulis di Kompasiana juga bisa menambah teman. Baik teman yang hanya bertegur sapa di Kompasiana ataupun di media sosial. Juga bisa bertemu langsung. Bakan, teman yang tidak hanya jadi teman ngobrol. Tapi teman yang bisa menjadi 'kran' rezeki.
Namun, apapun tujuannya, di atas segalanya, menjadi warga Kompasiana yang rutinitas hariannya menulis, seharusnya bisa lebih sering happy. Banyak gembiranya. Sebab, menulis di Kompasiana itu aktivitas yang menggembirakan.
Ya, bagi saya yang pernah merasakan bekerja menulis di "pabrik koran" maupun bekerja menulis "ikut orang", menulis di Kompasiana itu menggembirakan.
Gembira karena menulis tanpa harus 'dikejar-kejar deadline'. Menulis tanpa perlu latihan sabar menunggu berjam-jam demi mendapatkan pernyataan narasumber. Tidak juga menulis dengan terlebih dulu melakukan aktivitas peliputan ke tempat-tempat berbahaya seperti halnya bila bekerja di 'pabrik koran'.
Karenanya, seharusnya, Kompasiana itu menjadi tempat untuk bersukaria dengan huruf, kata, dan kalimat. Persis dengan slogan salah satu 'warga terkenal' di Kompasiana, Prof Pebrianov.
Bahwa, menulis di Kompasiana itu memang untuk bersukaria dengan tulisan. Sebab, tidak ada aturan kita harus menulis A, B, atau C. Kita dibebaskan untuk menulis apa saja tema yang kita suka.
Semua tema boleh. Dari tema yang dirasa berat untuk dibaca, hingga tema yang mungkin dianggap 'remeh-temeh' tapi penting diketahui. Tentunya selama memang tidak melanggar aturan yang ditetapkan pihak "yang punya rumah".