Lihat ke Halaman Asli

Hadi Santoso

TERVERIFIKASI

Penulis. Jurnalis.

Queen, Bohemian Rhapsody, dan Pentingnya "Siapa Kita" dalam Berkarya

Diperbarui: 16 September 2019   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelajaran dari Queen dan film Bohemian Rhapsody/Foto: Tribun Jateng-Tribunnews

Bagi pengidola grup rock legendaris asal Inggris, Queen, tanggal 5 September lalu bukanlah hari biasa. Setiap 5 September, para pengidola Queen seperti  berkesempatan untuk 'menyapa kembali' sang vokalis legenda, Freddie Mercury. Di tanggal itulah, Mercury berulang tahun.

Memang, pria bernama asli Farrokh Bulsara ini tak berumur panjang. Dia meninggal pada tahun 1991 di usia 45 tahun. Namun, meski sudah 28 tahun berlalu, namanya masih tak lekang oleh waktu. Dia belum terlupakan.

Faktanya, setiap 5 September, ada banyak orang kembali mengenangnya. Tidak sulit menemukan tautan berita yang mengisahkan tentang vokalis dengan suara memukau dan aksi panggung tak tertandingi ini.

Nah, sebuah kebetulan. Selama pekan lalu, channel Fox Movies di televisi berbayar di rumah, bolak-balik menayangkan film Bohemian Rhapsody. Awalnya saya kurang tertarik menonton. 

Penyebabnya, anak-anak terlanjur kritis bertanya itu film apa ketika melihat tayangan 'promonya'. Saya sekadar menjawab normatif. Saya beranggapan film itu belum boleh dilihat anak-anak.

Karenanya, saya merasa butuh waktu khusus untuk melihatnya. Waktu khusus untuk bisa menontonnya tanpa anak-anak. Kesempatan itu datang ketika mereka sudah terlelap. Yang terjadi, setelah menontonnya, saya malah seperti 'ketagihan'. Saya pun kembali menontonnya untuk kedua kalinya.

Tetapi memang, bila ingin 'berkenalan secara utuh' dengan film, kita perlu menontonnya lebih dari sekali. Bila pada kesempatan pertama, kita menonton untuk mengikuti ceritanya dari awal sampai akhir. Pada kesempatan kedua, kita bisa mengamati lebih banyak detail filmnya. Seperti scene adegan memorable dan kutipan dialog yang kuat.

Apalagi, untuk film Bohemian Rhapsody yang mengisahkan kembali kepingan-kepingan masa lalu band rock legendaris asal Inggris, Queen, yang sudah menjadi sejarah. 

Tentunya harus ada kecocokan dengan kejadian aslinya. Saya sampai harus membaca cerita asli perihal perjuangan Queen dan Freddie Mercury di tautan wikipedia.

Dari film Bohemian Rhapsody, dari beberapa scene keren yang ditampilkan, ada salah satu adegan yang menurut saya sarat makna. Yakni ketika mereka akan memproduksi album keempat dengan judul "A Night at The Opera" di tahun 1975. Ternyata, sempat terjadi perdebatan seru antara Freddie dan kawan-kawannya dengan bos EMI, Ray Foster. Penyebabnya, Foster tidak setuju bila lagu Bohemian Rhapsody jadi lead single alias single utama di album itu. 

Foster tidak sreg dengan genre opera rock yang diusung lagu itu. Dia juga menyebut Bohemian Rhapsody penuh dengan lirik kata tidak jelas semisal Scaramouche, Galileo Galilei, Figaro, Beelzebub. Namun, penyebab utama adalah karena Bohemian Rhapsody berdurasi enam menit. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline