Lihat ke Halaman Asli

Hadi Santoso

TERVERIFIKASI

Penulis. Jurnalis.

Dua Jempol untuk Duet Pelatih Ganda Putra Indonesia, Satu Wakil Tampil di Final

Diperbarui: 24 Agustus 2019   07:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ganda putra Indonesia, Fajar/Rian berhasil lolos ke semifinal Kejuaraan Dunia 2019/Foto: badmintonindonesia.org

Babak perempat final Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 yang berlangsung di Basel, Swiss, pada Jumat (23/8) petang hingga tengah malam kemarin, bak sebuah pertunjukan drama yang menguras emosi penontonnya. Utamanya bagi penggemar bulutangkis di Indonesia.

Ya, kita bak disuguhi pertunjukan drama dengan alur cerita yang mampu mengaduk-aduk emosi. Perasaan sedih, cemas, gregetan, senang dan bangga,  bercampur menjadi satu ketika melihat empat wakil Indonesia kemarin berjuang mati-matian demi memperebutkan tiket lolos ke semifinal kejuaraan perorangan level tertinggi BWF ini.

'Pertunjukan drama' dari Basel diawali dengan cerita sedih. Tunggal putra andalan Indonesia, Jonatan Christie, yang diharapkan bisa lolos ke semifinal dan menyumbang medali untuk Indonesia di Kejuaraan Dunia 2019, ternyata gagal. 

Jonatan yang menjadi unggulan 4 dihentikan oleh pemain India, Sai Praneeth Bhamidipati atau yang terkenal dengan 'nama panggung' B Sai Praneeth. Jonatan kalah dua game langsung, 22-24, 14-21 dalam waktu 52 menit.

Sai Praneeth yang sejatinya 'hanya' menempati unggulan 16, seolah menjadi mimpi buruk bagi tunggal putra Indonesia di Kejuaraan Dunia 2019. Sebelumnya, di putaran ketiga, Kamis (22/8), dia pula yang mengalahkan tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, 21-19, 21-13.

Dari sini, penggemar bulutangkis awam seperti kita, layak bertanya: "mengapa dua tunggal putra kita bisa kalah dari pemain yang sama? "Apakah pelatih kurang melakukan evaluasi dari kekalahan Ginting atau tidak memelototi permainan Sai Praneeth?".

Ah, apapun itu, seperti bunyi pepatah, nasi sudah menjadi bubur. Tunggal putra kita lagi-lagi tak mampu menjadi juara dunia sejak Taufik Hidayat kali terakhir meraihnya pada tahun 2005 silam.

Greysia/Apri tampil hebat, kalahkan juara dunia 2017

Untungnya, kisah sedih dari tunggal putra, terobati dengan penampilan hebat ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu. Meski sepanjang tahun 2019 ini, penampilan mereka kurang konsisten, Greysia/Apri ternyata mampu 'meledak' di Basel.

Kemarin, mereka mengalahkan ganda putri Tiongkok unggulan 4, Chen Qingchen/Jia Yifan dengan skor ketat yang bikin penggemar bulutangkis Indonesia seperti 'olahraga jantung'. Greysia/Apri yang menjadi unggulan 5, menang 25-23, 23-21 atas pasangan juara dunia 2017 tersebut.

Kemenangan ini bak kisah deja vu Kejuaraan Dunia tahun lalu di Nanjing, Tiongkok. Kala itu, Greysia/Apri juga berhasil lolos ke semifinal setelah mengalahkan Chen/Jia di perempat final. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline