Lihat ke Halaman Asli

Hadi Santoso

TERVERIFIKASI

Penulis. Jurnalis.

Piala Afrika 2019 yang Jarang Kita "Lirik", Mengapa?

Diperbarui: 13 Juli 2019   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sadio Mane (10), berhasil membawa negaranya, Senegal ke semifinal Piala Afrika 2019| Foto: www.eurosport.co.uk

Tengah tahun 2019 menjadi "pesta sepak bola antar negara" di tiga benua. Tiga federasi sepak bola dunia, secara hampir berbarengan, menggelar turnamen antarnegara di benua/wilayah federasi mereka.

Ada Copa America 2019 yang menjadi "pesta sepak bolanya" negara-negara di Amerika Latin dan merupakan turnamen antara negara tertua di dunia (mulai digelar 1916). Lalu ada Concacaf Gold Cup 2019 atau yang lebih dikenal dengan sebutan Piala Emas yang merupakan turnamen negara-negara Amerika Utara dan Karibian, termasuk Amerika Serikat. Serta Africa Cup Nation 2019 alias Piala Afrika yang digelar di Mesir.

Kita tahu, Copa America 2019 yang digelar pada 14 Juni-7 Juli lalu di Brasil, menghasilkan Brasil sebagai juara usai mengalahkan Peru 3-1 di final. Sementara Gold Cup 2019 yang digelar di Amerika Serikat, Kosta Rika dan Jamaika dan berlangsung 15 Juni- 7 Juli lalu, menempatkan Meksiko sebagai juara usai mengalahkan tuan rumah Amerika Serikat 1-0 di final. 

Bagaimana dengan Piala Afrika 2019?

Piala Afrika 2019 yang digelar di Mesir mulai 21 Juni lalu, kini telah memasuki babak semifinal. Setelah melewati serangkaian drama di lapangan dari fase grup hingga babak knock out, empat negara yakni Senegal, Tunisia, Aljazair dan Nigeria lolos sebagai tim semifinalis.

Laga perebutan dua tiket ke final akan digelar pada Minggu (14/7) sore dan malam waktu Mesir. Senegal menghadapi Tunisia dan Aljazair akan menghadapi Nigeria.

Pertanyaannya, mengapa pesona Piala Afrika 2019 seolah redup dan tenggelam di bawah bayang-bayang Copa America 2019? Terutama di Indonesia. Faktanya, kita lebih tertarik dan lebih banyak mengakses informasi perihal Copa America 2019 ketimbang Piala Afrika 2019.

Ambil contoh, kita lebih tahu perihal Argentina yang akhirnya membawa pulang "hadiah hiburan" setelah memenangi pertandingan perebutan tempat ketiga usai menang 2-1 atas Chile pada 5 Juli lalu. Bahkan, meski tidak ditayangkan langsung, kita paham bahwa mega bintang Argentina, Lionel Messi dikartumerah di laga itu.

Sementara di waktu hampir bersamaan, Mohamed Salah yang tampil bagus di fase grup, ternyata gagal membawa Mesir lolos ke babak perempat final usai kalah 0-1 dari Afrika Selatan di babak 16 besar. Gol kemenangan Afsel tercipta di lima menit jelang berakhirnya laga. Mesir yang merupakan negara pengoleksi gelar terbanyak Piala Afika pun terhenti.

Juga, juara bertahan Kamerun yang tersingkir di babak 16 besar. Kamerun yang dilatih mantan gelandang top Timnas Belanda, Clarence Seedorf, terhenti setelah dikalahkan Nigeria lewat laga hujan gol yang berakhir 2-3. 

Lalu, di saat bersamaan lainnya (hanya berselisih satu hari), berita Brasil menjadi juara Copa America 2019 jelas lebih menarik ketimbang kabar dari perempat final Piala Afrika yang sejatinya juga menarik. Salah satunya kemenangan dramatis Aljazair atas Pantai Gading lewat drama adu penalti 4-3.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline